Berita

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)/Net

Politik

Pengamat: Ahok Kan Senengnya Koar-koar, Bagusnya Dia Jadi Oposisi

KAMIS, 02 DESEMBER 2021 | 12:24 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disarankan duduk manis sebagai oposisi supaya bisa bebas mengkritik pemerintah.

Ahok yang kini menjabat Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) belakangan disorot karena vokal mengkritik kerja-kerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di ruang publik.

Ahok bahkan menggugat roadmap mobil listrik (electric Vehicle atau eV), program yang sedang dikerjakan Presiden Joko Widodo.


Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyarankan agar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut melepas jabatannya dan kemudian berdiri di barisan oposisi. Dengan begitu, Ahok bisa lebih leluasa dalam mengkritik.

"Karena Ahok itu kan senengnya berkoar-koar. Bagusnya dia jadi pihak oposisi, agar bisa berkoar-koar mengkritisi pemerintahan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/12).

Dikatakan Ujang, Ahok sekalipun akan mengganggu tatanan kerja di Pertamina akan berat untuk angkat kaki. Pasalnya, gaji komisaris tidak bisa dikatakan sedikit.

"Jika Ahok dianggap menghalangi tatanan program di Pertamina, angkat kaki itu lebih baik. Tapi kan gak mungkin, karena gajinya kan selangit," seloroh Ujang sambil tertawa.

Ujang juga menyoroti pernyataan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yang tegas menekankan kepada siapa saja yang tidak setuju dengan program mobil listrik tanah air harus menyingkir.

Menurut akademisi Universitas Al Azhar ini, pernyataan Bahlil menegaskan bahwa pernyataan Ahok pada road map mobil listrik memang sudah mengganggu.

"Mungkin saja Bahlil terganggu dan risih dengan komentar-komentar Ahok terkait mobil listrik. Sehingga Bahlil berkomentar keras," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya