Berita

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/Net

Dunia

Resmi, AS Hapus FARC dari Daftar Organisasi Teroris

RABU, 01 DESEMBER 2021 | 08:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) secara resmi telah menghapus Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC) atau Pasukan Revolusioner Kolombia dari daftar organisasi teroris.

Langkah tersebut diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (30/11), sebagai respons atas pakta perdamaian yang telah dicapai antara pemerintah Kolombia dan FARC.

"Departemen Luar Negeri mencabut penunjukan Pasukan Revolusioner Kolombia (FARC) sebagai Organisasi Teroris Asing (FT)," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken, seperti dikutip Reuters.

Kendati begitu, Blinken menggarisbawahi, penghapusan FARC dari organisasi teroris tidak mengubah sikap AS atas tuduhan terhadap para mantan pemimpin kelompok tersebut.

"Juga tidak menghilangkan noda keputusan Yurisdiksi Khusus Perdamaian Kolombia, yang menemukan tindakan mereka sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," lanjutnya.

Alih-alih, Blinken mengatakan, AS akan lebih mendukung meningkatkan implementasi kesepakatan 2016.

AS secara resmi menetapkan FARC sebagai organisasi teroris asing pada tahun 1997, titik tengah dari konflik enam dekade pemberontak dengan pemerintah.

Pemerintah AS telah menunjukkan niatnya untuk menghapus FARC dari daftar teror pada 23 November, pada malam ulang tahun kelima pakta perdamaian antara pemerintah Kolombia dan FARC.

Pada 24 November 2016, setelah negosiasi di Kuba, FARC menandatangani kesepakatan damai dengan presiden Kolombia saat itu Juan Manuel Santos. Kesepakatan itu menyebabkan mereka dilucuti dan dibubarkan setelah beberapa dekade pertempuran.

Sekitar 13.000 gerilyawan telah menyerahkan senjata mereka sejak penandatanganan pakta perdamaian pada 2016, dan FARC telah berubah menjadi partai politik minoritas.

Namun label teror terus membebani anggotanya, termasuk mereka yang kini telah bertransformasi menjadi partai politik.

Di sisi lain, kekerasan di banyak wilayah Kolombia masih terjadi dengan para pemberontak menolak kesepakatan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya