Berita

Ilustrasi/AP

Kesehatan

Peringatan Ilmuwan: Varian Nu Diperkirakan Lebih Bahaya dari Varian Delta

KAMIS, 25 NOVEMBER 2021 | 13:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sejumlah ahli virologi membunyikan alarm peringatan bahaya atas kemunculan varian B.1.1529 atau disebut dengan Varian Nu.

Ilmuwan menyebut varian tersebut memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, yang dapat menyebabkan kekacauan baru dalam pengendalian pandemi Covid-19.

Varian Nu pertama kali ditemukan oleh ahli virologi dari Imperial College London Dr Tom Peacock. Ia kemudian membagikan detailnya di situs web berbagi genom, seperti dikutip NZ Herald, Kamis (25/11).

"Jumlah mutasi lonjakan yang sangat tinggi menunjukkan (varian) ini bisa menjadi perhatian nyata," ujar Peacock.

Secara rinci, disebutkan ada 32 mutasi lonjakan dalam Varian Nu, yang membuat para ahli virologi dalam siaga tinggi. Semakin banyak mutasi sendiri akan lebih sulit melakukan vaksinasi.

Sejauh ini Varian Nu telah ditemukan di tiga negara. Varian ini pertama kali terdeteksi di Botswana, Afrika bagian selatan pada 11 November lalu.

Tiga hari kemudian, varian ini menyebar ke Afrika Selatan. Setelahnya, varian melompat ke Hong Kong setelah seorang pria berusia 36 tahun yang baru-baru ini mengunjungi Afrika Selatan dinyatakan positif di karantina sekembalinya pada 13 November.

Menurut catatannya, Peacock menggarisbawahi, kemunculan Varian Nu di Asia mengisyaratkan kemungkinan penyebarannya lebih luas daripada yang diperkirakan.

Peacock juga memperingatkan, varian ini bisa melarikan diri dari antibodi monoklonal sehingga dapat menghindari pertahanan tubuh, yang berpotensi menyebabkan wabah baru di seluruh dunia.

Untuk itu, ia mengimbau agar Varian Nu dipantau dan diawasi sedemikian rupa. Bahkan ia menyebut, varian ini bisa lebih buruk daripada Varian Delta.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya