Berita

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J. Rachbini/Net

Politik

Fiskal Indonesia Babak Belur, Didik J. Rachbini: Saya Menyebutnya Politik Perbanditan

RABU, 24 NOVEMBER 2021 | 22:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sektor fiskal Indonesia saat pandemi virus corona baru (Covid-19) dianggap babak belur. Kondisi itu diprediksi akan berdampak kepada Presiden selanjutnya.

Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J. Rachbini saat membuka acara Acara diskusi publik yang diselenggarakan oleh Forum Ekonomi Politik Universitas Paramadina bertajuk "Pandemi & Kebijakan Pemerintah: Evaluasi 2021" melalui Twitter Spaces, Rabu malam (24/11).

Menurut Prof Didik, babak belurnya sektor fiskal yang terjadi saat ini seperti di era Presiden Soeharto yang kreditnya hancur lebur. Meskipun, pada zaman Soeharto, terjadi keberhasilan swasembada pangan.

"Jadi sektor fiskal kita babak belur dan proses pengambilan keputusannya kacau. Saya menyebutnya politik perbanditan," ujar Prof Didik seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (24/11).

Hal tersebut kata Prof Didik, dikarenakan obligasi yang direncanakan pemerintah pada tahun 2020 sebelum Covid-19  sebesar Rp 650 triliun untuk membayar bunga pokok dan pembangunan.

"Tetapi, kemudian diubah waktu Covid-19, obligasi itu rilis obligasi menjadi Rp 1.220 triliun. Realisasinya sekarang Rp 1.500 triliun. Akibatnya nanti kepada presiden yang akan datang itu cukup berat," kata Prof Didik.

Namun demikian kata Prof Didik, pandemi Covid-19 di Indonesia terkendali saat ini dan patut disyukuri.

"Yang lain sektor-sektor itu babak belur, sektor ritel dan lain-lain sudah bertransformasi ke sektor e-commerce dan lain-lain," pungkas Prof Didik.

Setelah pembukaan acara ini, dilanjutkan dengan dua narasumber, yaitu Dosen Paramadina Graduate School of Diplomacy yang juga Managing Director Paramadina Public Policy Institute, Ahmad Khoirul Umam; dan ekonom senior, Bayu Krisnamurthi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya