Berita

Ilustrasi Wayang/Ist

Jaya Suprana

Kesaktian Wayang Purwa

RABU, 24 NOVEMBER 2021 | 18:14 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SATU di antara sekian banyak kesaktian bangsa Indonesia adalah kemampuan menyerap, mencerna dan mengembangkan kebudayaan bangsa asing secara sedemikian menakjubkan sehingga membanggakan warga Indonesia yang bangga atas kebudayaan Indonesia.

Wayang Purwa

Satu di antara sekian banyak contoh nyata adalah Wayang Purwa. Wayang Purwa menyerap Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari kebudayaan India kemudian mencerna demi mengembangkan menjadi karsa dan karya kebudayaan khas Nusantara yang tidak hadir di kebudayaan India.


Misalnya kisah Arjuna Wiwaha, Arjuna Sasrabahu, Sumantri-Sukrasana, Silsilah Para Dewa, Dewa Ruci, Banjaran Gatotkaca murni kreatifitas mahakarsa dan mahakarya Wayang Purwa yang tidak hadir di Mahabharata dan Ramayana.

Para tokoh Punakawan seperti Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang mengasuh Pandawa serta Togog dan Bilung yang mengasuh Kurawa sama sekali tidak ada di kebudayaan India.

Apalagi Cangik dan Limbuk yang mewakili kaum perempuan sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat India yang tidak mengenal kebudayaan Indonesia.

Wayang Bali dan Wayang Sunda juga memiliki para tokoh punakawan masing-masing tak kalah bijak ketimbang para tokoh punakawan Jawa Tengah dan Timur.

Wisanggeni

Gatotkaca versi Wayang Purwa memiliki riwayat tersendiri sejak lahir sampai gugur di padang Kurusetra sehingga melahirkan legenda Banjaran Gatotkaca yang membawa wayang orang tampil di panggung Sydney Opera House dan UNESCO Paris.

Juga hanya di Indonesia sempat ada pergelaran wayang orang berlakon Sata Kurawa dengan menampilkan Kurawa sejumlah benar-benar harafiah seratus pemeran yang kesemuanya terdiri dari 100 anggota TNI.

Drupadi poligamis di India sebagai istri lima Pandawa sementara monogamis di Indonesia sebagai istri Yudistira saja. Srikandi hermafrodit di India namun murni perempuan di Indonesia.

Baik di Mahabharata maupun di Wayang Purwa, Arjuna playboy sekaligus poligamis. Di Mahabharata dan Ramayana sama sekali tidak ada tokoh superhero paripurna seperti Wisanggeni.

Pada hakikatnya Wisanggeni merupakan sosok manifestasi sekaligus personifikasi kesaktian kebudayaan Indonesia. Yakni kesaktian menyerap kesaktian orang lain kemudian mencerna demi mengembangkan serapan kesaktian orang lain menjadi kesaktian diri sendiri nan tiada tanding di jagad raya. Merdeka!

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya