Berita

KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman/Net

Politik

Ingin Rangkul KKB, Jenderal Dudung Disarankan jadi Diplomat Saja

RABU, 24 NOVEMBER 2021 | 15:32 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang ingin merangkul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menuai pro dan kontra.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyarankan, agar Jenderal Dudung menjadi diplomat dibanding menjabat sebagai KSAD jika ingin merangkul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

"Siapa KKB itu sudah dikategorikan sebagai gerakan separatis. Seharusnya AD sudah ambil sikap tegas bela NKRI hadapi KKB. Bagaimana TNI mau rangkul KKB padahal KKB telah membunuh TNI-Polri dan Rakyat. Apa perlu jumlah korban berjatuhan makin banyak lagi?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (24/11).


Padahal kata Muslim, TNI AD bukanlah juru lobi dan diplomasi. Karena, tugas TNI AD adalah membela dan mempertahankan bangsa dan kehormatan negara.
 
"Bukan berdiplomasi dengan KKB. Kalau KSAD mau berdiplomasi dengan KKB, sebaiknya jadi diplomat saja, bukan KSAD ya. Keliru kalau sebagai KSAD. Dudung pakai trik-trik diplomasi hadapi KKB," pungkas Muslim.

Dalam kunjungan perdananya usai resmi dilantik sebagai KSAD, mantan Pangkostrad ini langsung terbang ke Jayapura, Papua. Di sana, Dudung mengambil apel prajurit yang bertugas.

Dalam arahannya, Dudung menegaskan bahwa seluruh prajurit TNI diwajibkan memiliki cara pandang yang sama terhadap Kelompok Kriminal Bersanjata (KKB) yang kerap berulah dan melancarkan teror itu.

Menurut orang nomor satu di Angkatan Darat ini, orang-orang yang bergabung dalam KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jangan sampai sedikit pun berpikiran bahwa KKB itu adalah musuh kita, mereka saudara kita yang belum paham tentang NKRI," kata Dudung di Jayapura, Selasa (23/11).

Populer

Jokowi Jadi Ketum PSI, Pertama Dalam Sejarah Bapak Gantikan Anak

Rabu, 14 Mei 2025 | 18:31

Roy Suryo-Rismon Sianipar-Dokter Tifa Trio Gila

Selasa, 20 Mei 2025 | 04:25

IDI Minta Menkes Dicopot Gegara Bikin Kolegium Tandingan

Selasa, 13 Mei 2025 | 19:59

Minta Dikawal TNI, Kejagung Dicurigai Bakal Usut Kasus Libatkan Petinggi Polri

Selasa, 13 Mei 2025 | 18:33

Tak Dihadiri Gojek-Grab, FGD BAM DPR Dorong Potongan 10 Persen untuk Aplikator

Kamis, 15 Mei 2025 | 01:16

Ini Kesaksian Penulis Buku 'Jokowi Undercover' soal Ijazah Palsu

Selasa, 13 Mei 2025 | 18:54

Serap Aspirasi Ojol, DPR Akan Rancang UU Transportasi Online

Selasa, 20 Mei 2025 | 22:20

UPDATE

Industri Kencan Online Loyo, CEO Tinder Mundur

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:54

Frustrasi dengan Kondisi Politik Bangladesh, PM Yunus Berniat Mundur

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:46

Pemerintah Salurkan KUR kepada 1,7 Juta Debitur per 16 Mei 2025

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:38

OPEC+ akan Tingkatkan Produksi, Harga Minyak Makin Anjlok

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:24

Tiga Mahasiswa Trisakti dari 93 yang Diamankan Pasca Demo Positif Narkoba

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:14

Saham-saham Asia Dibuka Menguat di Perdagangan Jumat Pagi

Jumat, 23 Mei 2025 | 08:56

Imbal Hasil Obligasi Amerika Melemah, Wall Street Ditutup Mendatar

Jumat, 23 Mei 2025 | 08:28

KPK Dalami Dugaan Budi Arie Setiadi Terima Jatah Pengamanan Situs Judol

Jumat, 23 Mei 2025 | 08:15

AS Sahkan RUU Pajak Usulan Trump, Greenback Melesat

Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05

Komisi V DPR Desak Kemenhub Turunkan Harga Tiket Pesawat

Jumat, 23 Mei 2025 | 07:45

Selengkapnya