Berita

Pesawat Garuda Indonesia/Net

Politik

Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin dan Unit Pesawat, Serikat Karyawan Desak BPK Audit Keuangan Garuda

KAMIS, 18 NOVEMBER 2021 | 16:00 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Masalah keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk salah satu sebabnya karena ada dugaan korupsi dalam proyek pengadaan mesin dan unit pesawat. Dugaan tersebut juga diendus Serikat Karyawan Garuda.

Ketua Harian DPP Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Tomy Tampatty menerangkan, dugaan korupsi pengadaan pesawat dan mesin pesawat terjadi karena adanya penunjukan langsung Konsultan Restrukturisasi.

Menyikapi dugaan tersebut, Tomy bersama rekan-rekannya di Serikat Karyawan Garuda menyambangi Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI di Jalan Penjompongan Raya, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (18/11).

"Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mendatangi Gedung BPK untuk menyerahkan Surat Permintaan Audit Forensik," ujar Tomy kepada wartawan, Kamis siang (18/11).

Tomy menuturkan, surat permintaan audit tersebut tercatat dengan nomor SKGA-6/279/XI/2021 yang berisi permintaan kepada BPK untuk mengaudit seluruh transaksi yang patut diduga telah terjadi praktik korupsi.

Di samping itu, langkah yang diambil pihaknya sekarang ini masih terkait dengan pernyataan mantan Komsaris Garuda Indonesia, Peter F. Gontha, terkait adanya indikasi praktek korupsi pengadaan mesin dan unit pesawat dengan penunjukan langsung konsultan restrukturisasi tahun 2020 yang biayanya mencapai Rp 800 miliar.

"Informasi ini telah beredar luas di media sosial. Maka kami memohon kiranya BPK melakukan audit forensik terhadap semua transaksi pengadaan mesin pesawat dan pesawat di masa lalu dan masa kini," tandas Tomy.

Lebih lanjut, Tomy juga berharap kasus ini bisa ditelusuri lebih dalam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan ditindak secara hukum.

"Siapa pun yang terbukti harus dihukum mati dan disita kekayaannya untuk menambah modal kekayaan dan penyelamatan flag carrier Garuda Indonesia," demikian Tomy.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya