Berita

Koalisi Masyarakat Penjaga Adhyaksa (KOMJAK) melaporkan data kependudukan Jaksa Agung, ST Burhanuddin kepada kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (17/11)/Repro

Politik

KOMJAK Laporkan Identitas Ganda Jaksa Agung ke Mendagri

RABU, 17 NOVEMBER 2021 | 16:46 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Data kependudukan Jaksa Agung, ST Burhanuddin, dilaporkan Koalisi Masyarakat Penjaga Adhyaksa (KOMJAK) kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri), M. Tito Karnavian.

Direktur KOMJAK, Hajarudin, menyambangi kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, untuk melaporkan dugaan informasi kependudukan ganda atau berbeda yang dimiliki ST Burhanuddin.

"Kami menyerahkan surat dan lima lampiran yang berupa bukti bukti pada Menteri Dalam Negeri," kata Hajarudin saat ditemui wartawan usai memberikan laporan pada Rabu (17/11).


Dari penelusuran situs resmi Instagram Kejaksaan Agung RI, tertulis identitas Jaksa Agung ST Burhanuddin lahir 17 Juli 1954. Namun dari sumber penganugrahan gelar akademik Profesornya (buku) tertulis lahir 17 juli 1959.

Perbedaan juga nampak di dalam informasi tahunan Kejaksaan Agung tahun 2012 yang tertulis tanggal lahir ST Burhanuddin adalah 17 Juli 1954.

"Sedangkan dalam informasi di KTP ST Burhanuddin tertulis 17 Juli 1960 dan sebagai pekerja swasta, padahal yang bersangkutan saat itu adalah Kejati Sulawesi Selatan," ungkap Hajarudin.

Dari temuan itu, Hajarudin berharap sekaligus meminta Mendagri Tito menyelesaikan masalah ini, agar tidak membuat kegaduhan serta memastikan mengenai identitas sebenarnya dari Jaksa Agung.

"Hal tersebut sangat penting karena Jaksa agung adalah marwah Kejaksaan, sehingga informasi harus jelas mengingat jika ada identitas yang salah," tuturnya.

Lebih lanjut, Hajarudin menuturkan bahwa laporan yang dikirim KOMJAK langsung diterima pimpinan TU Mendagri, dikarenakan Tito tengah tidak ditempat.

Adapun laporan yang diadukan berupa surat aduan kepada Mendagri, satu lembar identitas dan empat lembar informasi lain yang berbeda-beda terkait identitas.

Hajarudin menegaskan, laporan yang disampaikan KOMJAK adalah dugaan atau aspirasi mengenai data atau informasi yang berbeda. Maka dari itu, penting menurutnya untuk diperiksa dan diselidiki Kemendagri.

"Kalau hasilnya informasi itu berbeda dan bohong, maka harus ada klarifikasi," katanya.

Selain membuat laporan ke Kemendagri soal dugaan data ganda ST Burhanuddin, KOMJAK juga berniat melaporkan data dan informasi lain mengenai hubungan Direktur Jamintel Kejagung, Mia Amiati, dengan Jaksa Agung terkait dugaan poligami kepada Menteri PAN RB pada hari Jumat (19/11).

"Jika kedua laporan tersebut tidak ditindaklanjuti maka pada hari Selasa atau Rabu (pekan depan) kami akan melakukan aksi dan melaporkan kepada Presiden (Joko Widodo) agar presiden turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut," tandasnya.

"Karena pastinya kami tidak menyalahkan atau menuntut siapa yang salah, kami hanya ingin meminta agar data dan informasi tersebut bisa clear dan jelas semua. Bisa dengan pernyataan bersama antara Kejaksaan Agung, KemnpanRB dan Kemendagri," tutup Hajarudin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya