Berita

Aurora tercipta di langit ketika AS melakukan uji coba bom nuklir yang disebut Starfish Prime pada 1962 silam/Net

Dunia

Rudal Anti-Satelitnya Dituduh Berbahaya, Rusia Serang Balik AS dengan Bom Nuklir Starfish Prime 1962

RABU, 17 NOVEMBER 2021 | 07:17 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rusia menanggapi berbagai tuduhan dan kecaman yang dilayangkan kepadanya usai melakukan uji coba rudal anti-satelit (ASAT) pada Senin lalu (15/11).

Kritik dan kecaman atas uji coba tersebut utamanya datang dari Amerika Serikat (AS), yang menyebut tindakan Rusia ceroboh dan berbahaya bagi manusia dan peralatan di luar angkasa.

Washington mengatakan, rudal yang ditembakkan dari Plesetsk Cosmodrome di Rusia utara yang berhasil menembak jatuh pengawas radio Tselina-D yang telah lama mati telah memicu lebih dari 1.500 puing yang mengorbit, dan menimbulkan ancaman.


"Tes ini akan secara signifikan meningkatkan risiko bagi astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta aktivitas penerbangan antariksa manusia lainnya," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

“Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur ​​dan munafik," tambahnya.

Menanggapi tudingan tersebut, Rusia mengatakan uji coba tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan risiko keamanan.

Namun di samping itu, Moskow juga menyoroti uji coba Starfish Prime pada 1962 yang dilakukan AS, seperti dikutip Sputnik.

Starfish Prime adalah bagian dari serangkaian tes yang lebih besar yang dikenal sebagai Project Fishbowl, yang dimaksudkan untuk mengetahui bahaya seperti apa yang ditimbulkan senjata nuklir jika diledakkan di ketinggian.

Baik AS dan Uni Soviet telah meledakkan perangkat nuklir yang sangat kecil di orbit rendah Bumi sebelumnya, tetapi tidak pernah dengan kekuatan ini dan pada ketinggian ini.

Kemudian pada 9 Juli 1962, AS meluncurkan bom nuklir 1,4 megaton yang dimuat ke rudal balistik jarak menengah PGM-17 Thor, dan diledakkan 240 mil di dekat Johnston Atoll di Samudra Pasifik.

Sementara panas dan gelombang kejutnya yang merusak tentu saja terlalu jauh untuk mempengaruhi apa pun di Bumi, EMP-nya sebenarnya diperkuat oleh ketinggiannya yang luar biasa, dan ion-ion berkekuatan super tersebar jauh dan luas oleh medan magnet Bumi, di mana mereka bertahan selama lebih dari lima tahun.

Menurut Discover Magazine, radiasi dari EMP beredar di Bumi selama berbulan-bulan setelahnya, menciptakan sabuk radiasi berbeda yang bertanggung jawab untuk menghancurkan enam satelit, termasuk satelit pertama Inggris, Ariel 1, dan satelit Soviet.

Hanya sebulan setelah uji coba Starfish Prime, dua kosmonot Soviet, Andriyan Nikolayev dan Pavel Popovich, masing-masing diluncurkan di pesawat ruang angkasa Vostok 3 dan Vostok 4, yang berarti mereka juga terancam oleh sabuk radiasi uji coba nuklir AS.

Namun, bom itu juga memiliki efek di Bumi. Lebih dari 300 lampu jalan di Honolulu, Hawaii dilaporkan meledak ketika uji coba berlangsung. Lonjakan listrik yang disebabkan oleh EMP terdeteksi di pesawat di tengah penerbangan, layanan telepon terganggu, dan alarm pencuri dinyalakan, meniru dalam banyak hal efek badai matahari yang kuat ketika mereka berdampak pada magnetosfer Bumi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya