Berita

Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Kick Andy Double Check yang disiarkan Metro TV, Minggu malam (14/11)/Repro

Politik

Tak Kaget Dituduh Ambil Untung dari PCR, Erick Thohir Ungkap Pernah Dituding Cari Cuan dari Vaksin

MINGGU, 14 NOVEMBER 2021 | 22:57 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kebijakan tes PCR yang diputuskan pemerintah disebut merupakan keputusan dari rapat terbatas (Ratas) termasuk Presiden Joko Widodo. Ratas tersebut juga dihadiri beberapa menteri terkait.

Demikian penjelasan Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Kick Andy Double Check yang disiarkan Metro TV, Minggu malam (14/11).

Dalam acara ini, Andy F. Noya selaku pembawa acara menyampaikan pendapat orang-orang yang menuduh Erick mendapatkan keuntungan pribadi dalam bisnis PCR yang perusahaan Kakak Erick bernama Garibaldi Thohir alias Boy Thohir juga menggarap bisnis PCR.

Dalam setiap kebijakan seperti penumpang pesawat yang diwajibkan menunjukkan hasil tes PCR dianggap sebagai kebijakan untuk menguntungkan bisnis PCR.

Menanggapi itu, Erick menyatakan ketidakmungkinan kebijakan PCR disetting untuk menguntungkan dirinya.

"Ratas itu dihadiri tidak hanya Erick Thohir. Ratas itu dihadiri Menteri keuangan, Bapak Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kesehatan, kebijakan PCR juga ditentukan secara transparan. Jadi apa mungkin, rapat terbatas itu mensetting untuk menguntungkan saya? Gak mungkin," ujar Erick seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (14/11).

"Berarti apa, berarti semua yang ada di Ratas itu dituduh memperkaya diri sendiri? Jadi apakah gara-gara hal yang bukan bisnis, ya mohon maaf ini, bukan bisnis saya, ya kesehatan saya tidak punya track record itu, lalu saya diframing bahwa memperkaya, dibandingkan seluruh yang kita lakukan pada saat Covid," sambung Erick.

Erick lantas menceritakan apa yang telah diperbuat sejak awal pandemi Covid-19 melanda di Indonesia. Seperti menghadirkan vaksin, akan tetapi juga dituduh meraup cuan dari vaksin.

"Pada saat awal-awal, ya kita ditugaskan oleh Bapak Presiden membawa vaksin, 260 juta dari China, 100 juta dari negara lain, saya tetap tertuduh, bahwa Erick Thohir dengan keluarga ada keuntungan vaksin Rp 2,6 triliun, ada coba, sebelum PCR sudah dituduh. Nah gimana caranya untung vaksin?" kata Erick.

Padahal kata Erick, transaksi pembelian vaksin dilakukan langsung oleh Bio Farma dengan perusahaan Sinovac tanpa adanya perantara.

"Untungnya di mana? Dan ini yang bahaya, ketika kita semua framing, orang yang membantu, memakai Yayasan, membangun rumah sakit, membangun sekolah, swasta, asing, pemerintah, hanya terkotomi gara-gara dipikir menguntungkan diri sendiri, bahaya negara kita," tegas Erick.

Erick pun menyatakan dan mempertegas bahwa apa yang dikerjakannya dilakukan dengan responsif.

"Responsif dalam segala kegiatan yang hari ini terjadi apalagi dari segi kemanusiaan harus cepat. Tapi percayalah kita responsible dalam arti kita menjaga tadi. Semua ini dengan bisnis proses yang baik. Dan presiden menekankan itu," kata Erick.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya