Berita

Ribuan pengungsi di perbatasan Polandia-Belarusia/Net

Dunia

AS-Inggris-Uni Eropa Keroyok Belarusia karena Ciptakan Krisis Migran, Siap Jatuhkan Sanksi

JUMAT, 12 NOVEMBER 2021 | 15:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Krisis migran di perbatasan membuat Belarusia tersudut. Selain dikecam oleh negara-negara tetangga, terutama oleh musuhnya Ukraina dan Polandia, pengadilan internasional  dan sanksi membayangi sekutu dekat Rusia itu.  

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Uni Eropa, serta anggota Dewan Keamanan PBB siap untuk membahas penjatuhan sanksi terhadap pemerintahan Belarusia yang dianggap bersalah karena memicu krisis migran di perbatasan dengan Polandia.

Menurut mereka, rezim Aleksander Lukashenko berkontribusi dalam memfasilitasi penyeberangan ilegal para migran ke perbatasan eksternal Eropa. Penumpukan migran ilegal diperbatasan Polandia tidak hanya mengganggu Polandia, tetapi juga negara tetangga lain seperti Ukraina dan Lithuania.  

"Bersama-sama, kami menyatakan solidaritas kami dengan Polandia dan Lithuania dan siap untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut yang dapat kami ambil untuk mendukung mereka. Kami akan menargetkan semua pihak yang terlibat dan berkontribusi pada kegiatan penyeberangan ilegal para migran," isi pernyataan bersama yang diterbitkan setelah berkonsultasi dengan Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip dari Radio Liberty, Jumat (12/11).

Ribuan migran berbondong-bondong menyeberang ke Eropa melalui rute Belarusia. Kebanyakan mereka berasal dari Timur Tengah.
 
Pernyataan bersama itu juga mendesak agar para migran berbalik pulang ke negara asal dan tidak tergiur dengan janji-janji dan perangkap yang dibuat oleh oknum tertentu.

Negara-negara Barat juga meminta Minsk untuk memastikan perlindungan dan bantuan bagi para migran.

"Kami menekankan bahwa semua tindakan harus dipandu oleh nilai-nilai fundamental, terutama mengenai perlindungan hak asasi migran," kata pernyataan bersama itu.

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa dari Dewan Keamanan PBB percaya bahwa pemerintah Belarus telah menimbulkan ancaman bagi keamanan regional, untuk itu perlu adanya tindakan hukuman atas perbuatannya.

Pernyataan bersama mereka mengatakan 'taktik' Minsk menggunakan migran sebagai balasan atas sanksi Uni Eropa adalah "tidak dapat diterima".

"Ini menunjukkan bagaimana rezim Lukashenko telah menjadi ancaman bagi stabilitas regional," kata pernyataan itu.

Negara-negara tersebut mengklaim bahwa tujuan Minsk adalah "menggoyahkan negara-negara tetangga dan perbatasan eksternal Uni Eropa dan mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia yang meningkat."

Migran berdatangan ke perbatasan Belarusia sejak awal tahun 2021, dan dan jumlah mereka semakin parah pada 8 November lalu.

Beberapa ribu orang mendekati perbatasan Polandia dari Belarus dan menolak untuk meninggalkan daerah itu. Beberapa dari mereka berusaha memasuki Polandia dengan menghancurkan pagar kawat berduri.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah menyangkal segala tuduhan. Menyatakan bahwa negara-negara Barat sendiri yang harus disalahkan atas situasi tersebut karena orang-orang melarikan diri dari perang di tanah air mereka karena tindakan Barat dan atas janji-janji Uni Eropa yang memberikan perlindungan kepada pada Migran.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya