Berita

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta pada Kamis, 11 November 2021/Repro

Dunia

Kunjungi Jakarta, Menlu Inggris Urai Pentingnya Indonesia bagi Keamanan dan Ekonomi Dunia

KAMIS, 11 NOVEMBER 2021 | 12:06 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss ke Jakarta, Indonesia pada hari ini (Kamis, 11/11) membawa misi penting untuk memperkuat hubungan keamanan dan ekonomi kedua negara.

Dalam kunjungannya, Menlu Truss bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Presiden Joko Widodo.

Lewat keterangan tertulis dari situs resmi pemerintah Inggris, kunjungan Menlu Truss mengarisbawahi peranan Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia.

Truss mengatakan, Indonesia merupakan mitra utama untuk Global Britain berdasarkan populasi dengan sekitar 272 juta orang.

"Indonesia diperkirakan akan meningkatkan PDB lebih dari lima kali lipat sebesar 532 persen antara tahun 2020 hingga 2050," lanjutnya.

Ia juga meyakini, Indonesia merupakan kekuatan ekonomi saat dan di masa depan yang akan membantu kesuksesan dan kesejahteraan masyarakat Inggris.

"Hubungan kami saat ini kurang optimal dan saya ingin memperdalamnya di bidang-bidang utama seperti teknologi, perdagangan, investasi, dan keamanan sebagai bagian dari rencana untuk membangun jaringan kebebasan dengan mitra-mitra utama," terang sang menlu.

Selama kunjungannya, Menlu Truss akan meluncurkan kelompok kerja bersama pertama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melawan ekstremisme.

Ia juga akan mengunjungi Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) untuk memfasilitasi kolaborasi lebih lanjut dalam kejahatan dunia maya, keamanan, dan pengembangan kapasitas.

Untuk mempromosikan investasi di Indonesia, ia juga akan menyelenggarakan pertemuan meja bundar Build Back Better World dengan eksekutif keuangan senior.

Lebih lanjut, Menlu Truss juga akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, Dato Lim untuk membangun aksesi Inggris baru-baru ini ke status Mitra Dialog dan membahas kerja sama untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung di Myanmar.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya