Berita

Gambar Danny Fenster, jurnalis Amerika Serikat yang ditahan sejak Mei lalu oleh junta Myanmar/Net

Dunia

Jurnalis AS Didakwa Pasal Terorisme dan Penghasutan oleh Junta Myanmar, Terancam Bui Seumur Hidup

RABU, 10 NOVEMBER 2021 | 14:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jurnalis Amerika Serikat yang ditahan sejak Mei lalu oleh junta Myanmar, Danny Fenster,  didakwa telah melanggar pasal penghasutan dan terorisme oleh pengadilan dan terancam hukuman maksimal seumur hidup.

Pernyataan tersebut disampaikan pengacara Fester Than Zaw Aung dalam sebuah pernyataan kepada AFP pada Rabu (10/11) waktu setempat.

“Hukuman di bawah undang-undang kontra-terorisme membawa hukuman maksimum penjara seumur hidup,” katanya, menambahkan bahwa sidang dijadwalkan akan dimulai pada 16 November mendatang.

Fenster, ditangkap saat mencoba meninggalkan negara itu pada Mei lalu, setelah meliput peristiwa kudeta militer yang membawa kekacauan di negara tersebut.

Fenster (37) telah bekerja untuk outlet berita lokal Frontier Myanmar selama sekitar satu tahun dan sedang dalam perjalanan pulang untuk menemui keluarganya ketika dia ditahan. Dia sudah diadili karena diduga mendorong perbedaan pendapat terhadap militer, asosiasi yang melanggar hukum dan melanggar hukum imigrasi, dan ditahan di penjara Insein Yangon.

“Dia menjadi sangat kurus,” kata Than Zaw Aung, seperti dikutip dari Bangkok Post.

“Fenster kecewa karena dikenai dakwaan baru, yang diajukan pada Selasa,” tambahnya.

Fenster diyakini telah tertular Covid-19 selama penahanannya, kata anggota keluarga selama panggilan konferensi dengan wartawan Amerika pada bulan Agustus.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Lebih dari 1.200 orang telah tewas oleh pasukan keamanan dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.

Pers juga terjepit saat junta berusaha memperketat kontrol arus informasi, membatasi akses internet, dan mencabut izin media lokal. Beberapa wartawan yang kritis terhadap pemerintah militer termasuk di antara mereka yang dibebaskan bulan lalu dalam amnesti junta untuk menandai festival Buddhis.

Data Reporting Asean menyebutkan bahwa lebih dari 100 wartawan telah ditangkap sejak kudeta. Dikatakan masih ada 31 jurnalis yang masih berada di tahanan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya