Berita

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperingati Hari Pahlawan dengan tema "Pahlawanku Inspirasiku"/Ist

Publika

Jadilah Pahlawan Zaman Now, Melawan Korupsi yang Masih Menjajah Negeri Ini

RABU, 10 NOVEMBER 2021 | 10:17 WIB | OLEH: H. FIRLI BAHURI

HARI ini, kita segenap rakyat Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan, hari besar dan bersejarah yang diperingati setiap tanggal 10 November, sebagai bentuk penghormatan atas semua jasa dan pengorbanan seluruh pahlawan, hidup mati memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara ini.

Pahlawanku, Inspirasiku, tema besar peringatan Hari Pahlawan yang diusung oleh pemerintah pada tahun ini sangat tepat, mengingat esensi serta nilai-nilai pahlawan yang selalu memberi tauladan bagi kita sepanjang zaman.

Seperti integritas sebagai anak bangsa yang memegang teguh agama, budaya serta nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan yang luar biasa, sehingga mereka (pahlawan) berani menanggung semua konsekuensi sebagai bentuk risiko sebagai garda terdepan pejuang kemerdekaan, meski hanya bersenjatakan bambu runcing, adalah nilai-nilai luhur yang dapat kita teladani dari pahlawan.

Pahlawan sebagai teladan sungguh menginspirasi kita semua anak bangsa dan terpatri dalam hati sanubari kami di KPK. Jika segala bentuk risiko mulai dari intimidasi hingga keselamatan jiwa dan raga menjadi konsekuensi yang harus kami terima sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, Insyaallah kami seluruh insan di KPK ikhlas dan siap menerimanya.

Tidak dapat dipungkiri, pengertian pahlawan yang dulu indentik dengan pejuang melawan penjajah (merebut dan mempertahankan kemerdekaan) mengalami 'pergeseran' seiring dengan perkembangan zaman.

Akan tetapi, esensi dan nilai-nilai pahlawan yang banyak memberi tauladan dalam perjalanan bangsa ini, tak kan lekang oleh waktu apalagi tergerus kemajuan zaman.

Di masa saat ini, makna pahlawan bisa dipahami dan dilihat dari berbagai sisi, contohnya seseorang yang membawa perubahan atau memberikan nilai-nilai positif kearah kebaikan bersama, untuk bangsanya bisa disebut pahlawan. Begitu juga para olahragawan yang telah mengharumkan bangsa dan negara, juga layak disebut sebagai Pahlawan.

Dan menjadi pahlawan di era ini, tidak lagi dilakukan seperti dulu dengan mengangkat bambu runcing karena penjajah zaman now, bukan lagi kolonialisme melainkan musuh kita saat ini di antaranya kemiskinan, kebodohan dan korupsi. Inilah musuh kita semua yang harus perangi dan lenyapkan dari bumi nusantara dan negeri ini.

Jika dahulu para pahlawan mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan negara, saat ini kita harus melanjutkan perjuangan mereka, kita mulai dari sikap jujur, berani dan hebat serta antikorupsi.

Memang perjuangan kita saat ini tidak dengan pertumpahan darah melawan penjajah, namun lebih berat karena melawan bangsa kita sendiri, sesuai pesan Bung Karno.

Menjaga integritas, memegang teguh nilai-nilai agama, budaya dan kejujuran serta tidak diam melihat kedzoliman korupsi, adalah cara untuk menjadi seorang pahlawan untuk melawan korupsi yang menjangkiti saudara kita, anak bangsa lainnya di republik ini.

Butuh banyak pahlawan untuk melawan korupsi yang telah lama menjajah negeri ini, agar penyakit kronis ini dapat benar-benar musnah dari bumi pertiwi, agar cita-cita founding father dapat terwujud dimana negara dapat melindungi, menyejahterakan serta mencerdaskan kehidupan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.

Saudaraku sebangsa dan setanah air, jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan untuk kita,tetapi tanyakan apa yang telah atau dapat kita lakukan untuk negara Indonesia. Negara kita telah begitu memberi segalanya kepada kita, kini saatnya bagi untuk membayar kembali kepada negara dan saatnya kita melakukan sesuatu untuk bangsa kita semisalnya tidak menjadi bagian dari terjadinya korupsi.

Selamat Hari Pahlawan Nasional Indonesia, mari kita peringati dengan semangat budaya anti korupsi dan ambil peran sebagai pahlawan antikorupsi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya