Berita

Barikade 98 saat menyampaikan keterangan pers mendesak pemberian gelar pahlawan bagi pejuang reformasi 98/Ist

Politik

Barikade 98 Tagih Janji Jokowi Beri Gelar Pahlawan buat Pejuang Reformasi

SELASA, 09 NOVEMBER 2021 | 22:29 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Menjelang Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, Barikade 98 menuntut dan menagih janji Presiden Joko Widodo untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada 4 pejuang reformasi 1998 yang merupakan mahasiswa Universitas Trisaksi.

Keempat mahasiswa Trisakti itu menjadi korban saat aksi menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya. Hingga kini, keempat 4 pejuang Reformasi 98 itu belum mendapat gelar pahlawan nasional dari Pemerintah. Adapun keempat mahasiswa Trisakti yang menjadi pejuang reformasi 98, yakni Elang Mulya Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Barikade 98, Julianto Hendro Cahyono mengatakan bahwa keempat pejuang reformasi 98 yang menjadi korban itu harus diberikan gelar pahlawan nasional, agar bisa masuk dan ditulis dalam buku sejarah yang ada di pendidikan sekolah formal. Sehingga para pelajar baik di tingkat SD, SMP hingga SMA bisa mengetahui sejarah aksi pergerakan mahasiswa saat melengserkan Soeharto dari jabatan Presiden RI.  

"Selama ini kita melihat buku sejarah di sekolah SD, SMP dan SMA, sama sekali tidak ditulis pergerakan mahasiswa. Padahal ditulisnya disitu cuman lengsernya Soeharto. Sementara lengsernya Soeharto itu kan ada rangkaian pergerakan yang dipimpin mahasiswa. Dan itu tidak ditulis secara benar sesuai fakta," kata Julianto Hendro dalam keterangan pers di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/11).

Julianto menegaskan, pemberian gelar pahlawan nasional bagi keempat pejuang Reformasi Universitas Trisakti, serta Tragedi Semanggi 1 dan 2 merupakan hutang sejarah yang harus dituntaskan, apalagi sudah ada janji dari Presiden Jokowi untuk direalisasikan. Setelah keempat mahasiswa pejuang reformasi 98 diberikan gelar pahlawan nasional, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat memasukan kedalam kurikulum baru di tingkat pendidikan formal.

"Memasukan dalam kurikulum buku sejarah dari SD, SMP, dan SMA, yang harus dimuat sebagai bagian sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang ditulis secara benar sesuai fakta yang terjadi," ucap Julianto.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya