Berita

Ilustrasi tangan pada halaman depan surat kabar Kelid, jelas menggunakan gambar tangan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dengan cincin khas-nya/Net.

Dunia

Surat Kabar Iran Ditutup Setelah Menayangkan Ilustrasi Tangan Khamenei yang Dikaitkan dengan Meningkatnya Kemiskinan

SELASA, 09 NOVEMBER 2021 | 07:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah surat kabar lokal asal Iran telah ditangguhkan tak lama setelah menerbitkan gambar yang diduga menghina Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.

Kepala Dewan Pengawas Pers Iran, Alaedin Zohourian, mengatakan kepada kantor berita resmi pemerintah IRNA pada Senin (8/11) bahwa anggota dewan telah memutuskan untuk membatalkan lisensi harian Kelid (Kunci), dan penangguhan itu sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Penangguhan surat kabar Kelid itu sesuai dengan hukum media,” kata Zohourian, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Senin (8/11).

Mengutip laporan Al-Arabiya, surat kabar tersebut menampilkan sebuah ilustrasi lukisan tangan yang menggunakan cincin sedang menulis di sehelai kertas. Diketahui lukisan itu ternyata menggunakan gambar tangan Khamenei, untuk mengilustrasikan sebuah artikel dengan judul “Jutaan Orang Iran Di Bawah Garis Kemiskinan.”

Klub Jurnalis Muda, sebuah situs berita yang berafiliasi dengan lembaga penyiaran negara Iran, sehari sebelumnya mengatakan, bahwa Kelid sedang diselidiki terkait ilustrasi pada halaman depannya.

Kritik terhadap Khamenei, otoritas politik paling kuat di republik Islam, dianggap sebagai garis merah.

“Setiap kali Pemimpin Republik Islam Iran atau Sumber Emulasi yang sebenarnya dihina dalam publikasi, lisensinya akan dicabut dan manajer yang bertanggung jawab serta penulis artikel itu akan dibawa ke pengadilan yang sesuai dan dihukum,” isi yang tertuang dalam Pasal 27 dari Hukum Pers Iran, seperti dikutip dari Radio Liberty.

Di masa lalu, Dewan Pengawas Pers telah mencabut lisensi dari sejumlah publikasi untuk dugaan pelanggaran.

Iran yang memiliki populasi 83 juta orang, tengah menghadapi krisis ekonomi setelah mendapat sanksi internasional.

Harapan kembali muncul setelah Iran berjanji untuk tidak membangun atau memperoleh senjata nuklir.

Tetapi harapan itu pupus pada 2018 ketika Presiden AS saat itu, Donald Trump menarik diri dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan sebagai bagian dari kampanye 'tekanan maksimum'.

Selain itu, ketika pandemi Covid-19 melanda, Iran menjadi negara yang paling terpukul di kawasan itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya