Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

DEEP: Dinamika Politik Jelang 2024 Jadi Alasan Jokowi Akan Kembali Lakukan Reshuffle

SELASA, 09 NOVEMBER 2021 | 01:25 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pergantian Panglima TNI yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini memicu kabar bakal ada perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo. Dalam reshuffle kali ini, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang segera menjadi purnawirawan digadang-gadang akan menduduki salah satu kursi menteri.

Menurut penilaian pengamat Politik sekaligus pendiri Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Yusfitriadi, kabar itu bisa saja terjadi dan bahkan kemungkinannya makin menguat.

"Informasi jokowi akan mereshuffle kabinetnya dalam waktu dekat ini semakin kuat isunya, setelah penggantian Panglima TNI. Sehingga masalah reshuffle kabinet tidak lagi hanya berbicara kinerja, kelayakan, bahkan harus atau penting," ucap Yusfitriadi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOLjabar, Senin (8/11).

Sosok yang kerap disapa Kang Yus ini meyakini, dinamika politik menjelang Pemilu 2024 jadi salah satu pendorong utama terjadinya reshuffle kabinet.

Dalam pandangannya, reshuffle yang dilakukan presiden lebih kepada menjaga agar persaingan antara faksi-faksi politik di sekitarnya menuju Pemilu 2024 tetap terkontrol.

"Karena sama-sama kita ketahui di tubuh kekuasaan sangat mungkin terjadi faksi-faksi. Di permukaan terlihat adanya empat faksi menjelang Pemilu 2024. Faksi-faksi tersebut adalah faksinya Puan Maharani yang di dalamnya ada Tito karnavian dan Budi Gunawan. Lalu ada juga faksinya Jokowi, di situ ada Moeldoko, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Erick Thohir," paparnya.

Selain faksi-faksi itu, Ketua Lembaga Studi Vinus Maju ini juga menyebut ada faksi Ganjar Pranowo yang kemungkinan bakal didukung oleh beberapa elite PDIP dan kemudian faksi Prabowo yang juga sudah ada di lingkaran kekuasaan iIstana.

Kang Yus juga melihat, semakin sengitnya persaingan antara faksi-faksi itu bisa membuat partai koalisi pendukung pemerintah tidak solid dalam mendukung Presiden . Sementara, presiden sendiri tak bisa jalan sendiri dalam menyelesaikan program-program kerjanya hingga akhir masa jabatan.

"Jadi sudah bisa dibayangkan arah koalisi pada Pemilu 2024 mendatang. Dan kondisi ini tentu akan sangat memungkinkan Jokowi mau tidak mau harus mengambil jalan reshuffle," pungkasnya.

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Tak Nongol di Patung Kuda

Minggu, 22 September 2024 | 13:26

UPDATE

Program Sekolah Swasta Gratis Tak Boleh Hapus KJP

Kamis, 03 Oktober 2024 | 06:07

Try Sutrisno Semangat Dikunjungi Petinggi TNI

Kamis, 03 Oktober 2024 | 06:02

Duit Rp 372 Miliar Disita dalam Kasus Korupsi Duta Palma

Kamis, 03 Oktober 2024 | 05:33

Din Syamsuddin Siap Bersaksi soal Pembubaran Paksa Diskusi

Kamis, 03 Oktober 2024 | 05:30

Pembelian BBM Subsidi Disarankan Pakai KTP

Kamis, 03 Oktober 2024 | 05:12

30 Polisi Diperiksa Buntut Kericuhan di Kemang

Kamis, 03 Oktober 2024 | 05:00

Tumpukan Duit Rp372 Miliar

Kamis, 03 Oktober 2024 | 04:51

Setahun Ngungsi, Korban Kebakaran Menteng Tempati Rumah Baru

Kamis, 03 Oktober 2024 | 04:25

Sekolah Gratis Jangan Kurangi Bobot Pelayanan Pendidikan

Kamis, 03 Oktober 2024 | 04:04

Penetapan Pimpinan MPR RI Digelar Kamis Pagi

Kamis, 03 Oktober 2024 | 04:01

Selengkapnya