Berita

Kota Mazar-e Sharif /Net

Dunia

Empat Aktivis Wanita Tewas di Mazar-e-Sharif Afghanistan

SABTU, 06 NOVEMBER 2021 | 06:45 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Empat aktivis perempuan ditemukan tewas secara misterius di Mazar-e-Sharif, Afghanistan. Penemuan itu terjadi tak lama setelah protes anti-Taliban.

Aktivis masyarakat sipil Afghanistan mengatakan kepada BBC, Minggu (5/11), bahwa keempat wanita itu telah diculik di dekat Bandara Mazar-e-Sharif di Balkh tengah seminggu sebelumnya dan bahwa tubuh mereka telah ditemukan di sebuah lubang empat hari kemudian.

Mereka adalah rekan kerja dan teman. Keempat aktivis sipil tersebut dikatakan telah berjalan kaki ke bandara dan melakukan perjalanan ke luar Afghanistan, dan keluarga mereka telah melakukan kontak dekat dengan mereka.

Salah satu dari empat mayat perempuan itu telah diidentifikasi oleh kerabat sebagai Forouzan Safi, 30, seorang dosen di sebuah universitas swasta di provinsi Afghanistan utara. Ayahnya mengatakan kepada media lokal bahwa dia telah meninggalkan rumahnya 10 hari yang lalu dengan dokumen perjalanan setelah menerima panggilan telepon.

Abdul Rahman Safi mengatakan bahwa anaknya itu memberi tahu keluarganya bahwa dia akan pergi ke luar negeri dengan bantuan sebuah organisasi hak asasi manusia.

“Dua jam setelah Safi meninggalkan rumah, hubungannya dengan kami terputus,” katanya. "Kami pergi ke rumah sakit pusat kota dan menemukan mayatnya, yang menunjukkan tanda-tanda beberapa peluru di tubuhnya, di kamar mayat rumah sakit."

Mohammad Sabir Batoor, suami Safi, mengatakan bahwa istrinya telah menjadi sasaran dan dibunuh bersama dengan tiga pekerja perempuan lainnya pada Rabu sore setelah mereka melakukan protes anti-Taliban.

Menurut suami Safi, istrinya menerima telepon yang menyamar sebagai aktivis hak asasi manusia. "Penelepon mengklaim bahwa dia adalah anggota organisasi hak asasi manusia dan membantu pekerja sosial melarikan diri dari Afghanistan yang dikuasai Taliban," kata Batoor kepada media Afghanistan.

Pada saat yang sama, sumber-sumber lokal mengklaim bahwa "anggota Taliban" memasuki rumah seorang mantan tentara wanita dua malam lalu, membunuhnya bersama seorang wanita lain dan dua kerabat pria.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tetapi nasib para wanita itu telah mengirimkan pesan mengerikan kepada semakin berkurangnya jumlah wanita dan gadis Afghanistan yang mempertaruhkan hidup mereka untuk memprotes pembalikan besar-besaran Taliban atas hak-hak mereka.

Sejak merebut kendali negara pada bulan Agustus, Taliban telah menggulingkan sebagian besar hak-hak perempuan dan anak perempuan, termasuk hak untuk bekerja, meninggalkan rumah tanpa pendamping, dan bersekolah di sekolah menengah, meskipun ada jaminan bahwa mereka akan dihormati di sesuai dengan hukum Syariah. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya