Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Ihsan/Ist
Sebuah masjid yang unik berbentuk saung (style arsitektur tradisional Jawa Barat) berdiri di atas kolam ikan diresmikan penggunaannya oleh Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar, Jumat (5/11).
Tak hanya itu, KH Miftachul Akhyar juga melakukan peresmian pembangunan Masjid Nurul Ikhsan dengan meletakkan batu pertama di area yang akan diperuntukkan untuk masjid.
Â
Dalam sambutannya KH Miftachul Akhyar yang juga Rais 'Aam PBNU ini menyampaikan, di tengah era distrubtion maka pembangunan masjid untuk membangun karakter manusia yang berakhlak mulia melalui pengajaran nilai nilai Al Quran dan mempelajari Al Quran adalah sebagai solusi penting sehingga umat tetap istiqomah dan memiliki pegangan yang teguh.
Ia juga menyampaikan agar upaya yang telah dilakukan oleh Yayasan Generasi Al Quran ini dapat dilakukan oleh semua masyarakat di berbagai kawasan agar terbangun mental dan keimanan umat yang kokoh dan kuat.
Sementara itu, Asisten staf Khusus Wakil Presiden RI yang juga selaku Pembina Yayasan Generasi Al Quran, H Ikhsan Abdullah menyampaikan, area tanah dan lingkungan masjid telah diwakafkan kepada masyarakat untuk pembangunan masjid Nurul Ikhsan seluas 500 meter persegi.
Dalam kesempatan yang sama Kabag Kesra Pemerintah Kabupaten Cirebon yang mewakili Bupati Kabupaten Cirebon, Mashuri, menyampaikan apresiasi dan menyambut baik upaya-upaya pembangunan masjid dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena semakin taatnya masyarakat pada Allah SWT maka pekerjaan pemerintah Daerah menjadi lebih ringan.
"Alhamdulillah, masjid dapat segera dipergunakan untuk kegiatan shalat berjamaah dan kegiatan belajar mengaji Al Quran," ucap Mashuri, melalui keterangannya, Jumat (5/11).
Masjid Saung Nurul Ikhsan ini memang pnya style arsitektur tradisional khas Jawa Barat. Dibangun dengan menggunakan material bambu yang diikat dengan ijuk, beratapkan daun rumbia, beralaskan kulit bambu, dan dibangun diatas kolam. Masjid berukuran 12 x 20 meter persegi yang dibangun oleh Yayasan Generasi Al Qur'an Nurul Ikhsan dari dana yayasan juga para donatur yang telah berinfaq.
Masjid ini bisa menampung jemaah Musholah An Nur yang berjumlah kurang lebih 89 orang jamaah laki laki dan perempuan serta 57 orang santriwan santriwati. Mushola An Nur selanjutnya akan dibongkar dan diperluas menjadi masjid Nurul Ikhsan untuk dapat menampung Jamaah dan santri yang lebih banyak lagi.
Kehadiran Masjid Saung Nurul Ikhsan diharapkan dapat meningkatkan ghiroh para Jamaah dan santriwan santriwati serta bermanfaat bagi masyarakat desa Jagapura Wetan.
Jemaah dapat melaksanakan ibadah sambil menikmati keindahan Masjid saung di atas kolam dan mungkin satu satunya di tanah air ada bangunan masjid yang berbentuk arsitektur tradisioal Jawa barat.
Turut hadir Camat Gegesik serta Kuwu Jagapura Wetan, Alim Ulama, Tokoh masyarakat, juga Pengurus Indonesia Halal Watch yang diwakili oleh Kepala Divisi Humas Cut Arista yang sekaligus menyampaikan infaq/donasi secara tunai dari Indonesia Halal Watch untuk membantu pembangunan Masjdi Nurul Ikhsan.