Militan mengibarkan bendera Taliban di Afghanistan/Net
Panas dingin Afghanistan usai kelompok Taliban merebut kekuasaan pertengahan Agustus lalu masih belum juga mereda.
Kabar terbaru, seorang juru bicara Front Perlawanan Nasional, yang dipimpin oleh Ahmad Massoud, mengatakan bahwa front tersebut telah menerima izin resmi untuk membuka kantor internasional di Amerika Serikat.
Front Perlawanan Nasional merupakan kelompok pejuang yang berbasis di Lembah Panjshir. Ini merupakan wilayah terakhir yang berhasil dikuasai oleh Taliban pada September lalu, setelah bentrokan sengit terjadi antara militan Taliban dan pasukan Front Perlawanan Nasional.
Setelah Taliban merebut Kabul pertengahan Agustus lalu, mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh melarikan diri ke Panjshir. Namun setelah Taliban merebut Lembah Panjshir, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti di mana keberadaan Amrullah Saleh.
Sementara itu, Front Perlawanan Nasional yang sempat terpojok akibat kekalahan kemudian kembali bangkit dan mencari dukungan internasional. Jelang akhir pekan ini, kelompok itu mengklaim telah mengantongi izin untuk membuka kantor perwakilan di negeri Paman Sam.
Belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait di Amerika Serikat.
Namun di sisi lain, Taliban geram dengan kabar tersebut. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Juru Bicara Taliban Enamullahullah Samangani menuduh Front Perlawanan Nasional telah melakukan hal yang bertentangan dalam tindakan dan ucapan.
Namun hanya selang beberapa jam kemudian, ia menghapus cuitan itu.
Pihak Taliban sendiri menegaskan bahwa Panjshir telah sepenuhnya berada di bawah kendali mereka.
Namun Front Perlawanan Nasional menegaskan bahwa pasukannya masih ada di lembah dan pegunungan Panjshir, serta di Baghlan dan provinsi lain. Mereka sedang bersiap untuk memerangi Taliban.
Kabar soal izin untuk membuka kantor Front Perlawanan Nasional di Amerika Serikat muncul di tengah tuntutan Taliban agar diakui sebagai pemerintah Afghanistan yang sah oleh negara-negara di dunia.
Namun hingga saat ini belum ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban.