Berita

Politisi Gerindra yang menjadi Inisiator Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia, Ferry Juliantono/RMOL

Politik

Ferry Juliantono: Garuda Yang Terancam Didiemin, Tapi APBN Boleh Buat Kereta Cepat?

KAMIS, 28 OKTOBER 2021 | 14:13 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Masalah pemerintah Indonesia hari ini adalah penuh subjektifitas. Bahkan, pemerintah relatif passif saat kedaulatan rakyat terancam dengan kehadiran investasi negara asing.

Begitu dikatakan inisiator Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia, Ferry Juliantono, dalam dialog Renungan Hari Sumpah Pemuda di Gedung Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah DKI Jakarta di Bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/10).

"Pemerintah saat ini cenderung penuh subjektifitas, dengan segala konsekuensinya itu mencabut hak-hak kedaulatan warga," kata Ferry.

Dia menjelaskan, negara yang penuh subjektifitas membuat pemerintah kehilangan objektifitasnya untuk menindak tegas negara-negara yang mengancam kedaulatan. Bukan sekadar kedaulatan dalam arti teritorial, tetapi juga merugikan hajat masyarakat luas.

"Contohnya ada coast guard milik Tiongkok mondar mandir kita diam, ada kapal research yang kita tidak tahu research untuk apa kita juga diam," katanya.

Belum lagi, lanjut politisi Partai Gerindra ini, banyak proyek-proyek yang memanjakan Tiongkok. Seperti salah satunya, adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang tidak begitu dibutuhkan masyarakat Indonesia.

Apalagi, kata dia, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengizinkan pembiayaan Proyek Startegis Nasional itu mengambil dana APBN. Padahal menurutnya, perusahaan penerbangan BUMN Garuda Indonesia tengah diujung tanduk dan teramcan krisis finansial.

"Garuda yang terancam didiemin, tapi APBN dipakai untuk biayai kereta cepat Jakarta-Bandung," tandasnya.

Hadir dalam acara ini tokoh-tokoh aktivis seperti Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, Adhie Massardi, Rocky Gerung, Bambang "Beathor" Suryadi.

Begitu juga pakar hukum tata negara Refly Harun dan ekonom senior Faisal Basri serta pululuhan aktivis lainnya.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya