Berita

Ekonom senior, DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Infrastruktur Kolonial Sedang Ditiru, Rizal Ramli Bilang Pakai Gaya Pak Ogah...

RABU, 27 OKTOBER 2021 | 12:02 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

JALUR kereta api dibikin pemerintah kolonial terutama untuk memaksimalkan penjajahan, yaitu sebagai sarana eksploitasi komoditas pangan dan hasil bumi.
 
Dari uang hasil Tanam Paksa, Belanda membangun jalur kereta (1864) yang semakin melibatkan Pulau Jawa dalam perdagangan internasional, tetapi semakin memiskinkan petani.

Infrastruktur kota-kota kolonial waktu itu juga dibenahi. Ibu kota Tanah Priangan dipindahkan dari Cianjur ke Bandung (1865), seiring didirikannya  jalur baru transportasi perkebunan.


Kota-kota metropolis baru kolonial seperti Semarang, Surabaya, juga terus berkembang, karena pembangunan jalur kereta.

Ide kolonial membangun jalur kereta baru dan ibu kota baru jika dipahami dalam konteks sejarah ternyata bukanlah hal yang baru, yang kini diadopsi kembali oleh rezim hari ini, melalui proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Infrastruktur-infrastruktur tersebut dibangun dengan esensi yang sama, yaitu untuk mempercepat dan mengefisiensikan praktik kolonialisme.

Perbedaannya, infrastruktur kolonial Belanda dibangun masih dengan perencanaan, sehingga sebagian legacy-nya seperti jalur kereta api sampai sekarang masih dapat dimanfaatkan.

Infrastruktur kolonial Belanda masih menghasilkan tokoh-tokoh iconic seperti Wolf Schoemaker guru arsitek Sukarno dengan karya-karyanya berupa bangunan-bangunan penting, Karel Albert Rudolf Bosscha pendiri observatorium Bosscha, dan beberapa nama lagi.

Sedangkan infrastruktur hari ini menurut tokoh nasional Dr Rizal Ramli dibikin dengan motif cuan belaka. Yaitu “yang penting ada proyek”.

Dibangun tanpa perencanaan dan tidak didedikasikan untuk kepentingan rakyat, sehingga tidak berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat umum.

“Mis-planning, mis-feasibility study. Hasilnya mimisan,” kata Rizal Ramli, menggambarkan ironi yang terjadi dalam pembangunan infrastruktur saat ini.

Selain itu motif “yang penting ada proyek” seperti yang terjadi sekarang adalah sangat bertolak belakang dengan pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang umumnya berdasarkan planning.

“Kalau sekarang pakai gaya Pak Ogah. Sikat bleh, yang penting ada proyek. Pembangunan saenake dewe. Ancuuur ...” tandas Rizal Ramli.

Pak Ogah yang dimaksud ialah tokoh pemalas dalam serial boneka Si Unyil yang ditayangkan oleh TVRI tahun 1980-an. Terkenal dengan dialognya yang menyebalkan: “cepek dulu dong, dan ogah ah,”.

Proyek infrastruktur seperti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, dan mangkraknya Bandara Sudirman di Purbalingga, serta Bandara Kertajati, Majalengka, adalah contoh pembangunan yang tidak berdasarkan planning atau saenake dewe.

Akibatnya terjadi pembengkakkan biaya dan potensi merugi. Sehingga proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung misalnya, dipaksakan memakai duit APBN.

Tragisnya pemaksaan proyek-proyek tersebut dilakukan di tengah jeritan kesulitan hidup rakyat akibat hancurnya tatanan perekonomian negara.

Di tengah berbagai lakon kerusakan ini perspektif sejarah sangat penting digunakan untuk memahami berbagai ketimpangan dan praktek munculnya kolonialisme baru yang sedang terjadi.

Sebab, seperti kata ungkapan lama:

History never really says goodbye.
History says, see you later.

Penulis adalah pemerhati sejarah

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya