Berita

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pernyataan kontroversi bahwa Kemenag hadiah negara untuk NU/Ist

Politik

Memecah Belah Umat, Yaqut Qolil Qoumas Wajib Tarik Pernyataan Kemenag Hadiah Negara untuk NU

MINGGU, 24 OKTOBER 2021 | 17:08 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama hadiah negara untuk NU dinilai berpotensi memecah belah umat.

Demikian komentar pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Andi Yusran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu sore (24/10).

Mengawali kritiknya, Andi Yusran mempertanyakan jika memang Kemenag hadiah negara untuk ormas Nahdlatul Ulama (NU) mengapa Menteri Agama pertama justru bukan dari NU.

Andi kemudian mengungkapkan fakta sejarah bahwa Perdana Menteri Sjahrir menunjuk H.M. Rasjidi seorang tokoh Masyumi sebagai Menteri Agama pertama pada 3 Januari 1946.

"Usulan perlunya satu kementerian yang khusus mengurusi masalah agsma pertama kalinya diusulkan oleh trio Masyumi: H.M. Abu Darduri. H.M.Saleh Suaidy dan M Sukoso dalam Sidang KNIP bulan november 1945. YAng kemudian disambut baik oleh Sukarno dan Hatta," demikian ulasan fakta sejarah yang disampaikan Andi.

Hasil usulan itu kemudian, pada 3 November sampai saat ini dirayakan sebagai hari amal bakti Kementerian Agama.

Andi pun mendesak Menag Yaqut agar segera menarik kembali pernyataannya. Sebab, dalam pandangan Andi, apa yang diungkapkan oleh Yaqut bahwa wajar jika NU memanfaatkan Kemenag berpotensi merusak tatanan beragama di Indonesia.

"Seorang menteri sejatinya mengeluarkan pernyataan yang sejuk, mengayomi, merangkul dan tidak bertendensi merusak integrasi bangsa," pungkas Andi.

Menag Yaqut sebelumnya menyatakan Kementerian Agama (Kemenag) bukan hadiah dari negara untuk orang Islam. Ditegaskan, Kemenag itu hadiah dari negara untuk orang NU spesifik.

Oleh karena itu, menjadi wajar jika orang NU mendominasi dan memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag.

"Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau NU itu memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag," kata Yaqut pada Webinar Internasional RMI PBNU dalam memperingati Hari Santri 2021, Rabu,(20/10).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya