Berita

Ketua DPD KNPI Papua, Albertho Gonzalez Wanimbo/RMOLPapua

Politik

Tak Bermanfaat Bagi Papua, Jokowi Diminta Tinjau Ulang Pembangunan Smelter di Gresik

KAMIS, 21 OKTOBER 2021 | 23:52 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Peletakan batu pertama pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, Selasa lalu (12/10) dikritisi Ketua DPD KNPI Papua, Albertho Gonzalez Wanimbo (AGW). Menurutnya, smelter harusnya dibangun di tanah Papua.

"Persiden Jokowi harus meninjau kembali keputusan pembangunan (smelter) di Jawa Timur. Karena Papua harus mendapat asas manfaat dari pembangunan smelter itu sendiri. Emas dan tembaga dari Papua yang dihasilkan olah PTFI, jangan diolah di Gresik. Kalau boleh diolah di Papua," harap Albertho Wanimbo kepada wartawan di Kota Jayapura, Rabu (20/10).

AGW menambahkan, efek pembangunan smelter di Gresik hanya akan dirasakan di Pulau Jawa. Sedangkan Papua sebagai daerah penghasil komoditas disebutnya justru tidak menerima manfaat.

Ketika pembangunan dilakukan di Papua tentunya akan berdampak positif untuk masyarakat Papua. Seperti tenaga kerja di tanah Papua akan terserap serta jadi tambahakan pendapatan untuk daerah Papua dan masyarakat Papua.

“Jadi mengapa pembangunan smelter bukan di tanah Papua? Mohon bapak presiden Joko Widodo meninjau kembali keputusan itu," pinta AGW lagi.

Menurut AGW, pembangunan smelter di Gresik menunjukkan ketidakadilan pemerintah. Papua itu daerah kaya, ujar AGW, tapi jadi provinsi termiskin di Indonesia.

Dan ketika ada peluang ekonomi bagi Papua, justru ditarik ke Jawa, Papua juga butuh lapangan kerja dan banyak hal yang bisa dirasakan oleh masyarakat sebagai pemilik sumber daya alam.

Dituturkan AGW,  smelter itu berfungsi untuk memurnikan tembaga dan menghasilkan katoda tembaga. Selain itu, fasilitas tersebut juga akan digunakan untuk pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak, dan logam berharga lainnya.

"Yang mana akan menyerap tenaga kerja 40 ribu, yang semestinya itu tenaga kerjanya dari tanah Papua bukan di luar Papua, apalagi di Pulau Jawa," tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya