Berita

Anggota Komisi XI DPR RI, Misbakhun/Net

Politik

Anggap Pandemi Faktor Utama Utang Era Jokowi Menggunung, Komisi XI Golkar: Ini Ujian Bagi Para Pemimpin

RABU, 20 OKTOBER 2021 | 16:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Besaran utang negara semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo terus mengalami tren kenaikan yang cukup drastis. Hingga Agustus 2021, jumlahnya sudah menggunung hingga ke angka Rp 6.625,43 triliun.

Jika dibandingkan dengan akhir periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, yakni 2019, nilai utang negara masih bertengger di angka Rp 4.778 triliun, Namun sejak pemerintahan periode kedua efektif berjalan dan berbarengan dengan penyebaran Covid-19, utang negara naik drastis menjadi Rp 6.074,56.

Menanggapi persoalan utang tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, Misbakhun menganggap wajar jika semasa awal pandemi pemerintah menarik utang dari berbagai sumber, dan nilainya cukup fantastis.

"Defisit (APBN), utang dan sebagainya apakah cuma Indonesia yang mengalami situasi ini? Tidak, semua negara mempunyai dampak yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi ekonomi (kala) pandemi," ujar Misbakhun dalam diskusi virtual Gelora Talks bertajuk 'APBN di Antara Himpitan Pajak dan Utang Negara', Rabu (20/10).

Menurut politisi Partai Golkar ini, tidak fair jika nilai utang semasa pandemi dibandingkan dengan waktu sebelumnya pada rentang masa 7 tahun pemerintahan Presiden Jokowi.

"Tentu ini akan menjadi situasi dan keadaan yang tidak adil," imbuhnya.

Karena itu dia menilai, siapa pun menteri ataupun presidennya, maka ketika menghadapi situasi pandemi seperti saat ini bukan tidak mungkin akan mengambil langkah taktis, sebagai langkah antisipatif mengatasi penyebaran wabah dan dampak perekonomian di dalam negeri.

"Pandemi ini juga menjadi ujian bagi para pemimpin, mengenai kelas ujiannya, leadership-nya, dan bagaimana mencari antisipasi terhadap situasi dan keadaan yang ada," tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya