Berita

Para pengunjuk rasa merantai diri mereka ke pagar yang mengelilingi markas Penjaga Perbatasan Polandia pada Agustus 2021 untuk memprotes penolakan pemerintah untuk membiarkan sekelompok migran ilegal masuk/Net

Dunia

Polandia Bersusah Payah Menahan Arus Migran Ilegal, Ratusan Warganya Malah Protes dan Dukung Pengungsi

SENIN, 18 OKTOBER 2021 | 15:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Warga Polandia menunjukkan protesnya atas kekerasan aparat terhadap para pengungsi. Mereka berdemonstrasi di kota-kota besar, seperti Warsawa dan Krakow, menyerukan agar ada perlakuan yang lebih baik terhadap para pengungsi.

Aksi yang berlangsung pada Minggu (17/10) terjadi di tengah upaya pemerintah Polandia menahan laju migran yang semakin membludak dan krisis migran di perbatasan Polandia dengan Belarusia semakin mengkhawatirkan.

Para pengungsi banyak yang berasal dari Timur Tengah dan beberapa negara lainnya. Mereka berupaya memasuki Eropa melalui jalur Belarusia, dan itu berarti membawa dampak yang sangat serius di perbatasan Belarusia dan Polandia.


Pemerintah Polandia telah memperkenalkan langkah-langkah keras untuk membendung aliran migran ilegal yang menyusup ke negara itu.

Namun, tindakan itu dianggap tidak berperikemanusiaan oleh warga mereka sendiri.

Di ibukota, Warsawa, para demonstran meneriakkan "hentikan penyiksaan di perbatasan" saat mereka berkumpul di depan Sejm, majelis rendah parlemen, seperti dilaporkan Euro News.

Peserta demonstrasi menyerukan diakhirinya deportasi dan menuduh pemerintah menggunakan kekerasan yang lebih di sepanjang perbatasan Polandia dengan Belarus.

Aksi serupa ini juga pernah terjadi beberapa waktu lalu di mana para demonstran mengikat diri mereka di kawat berduri sebagai aki protes karena pemerintah melarang pengungsi ilegal masuk Polandia.

Ini menjadikan pemerintah berada di posisi yang sulit. Di satu sisi mereka harus menahan laju migran ilegal yang semakin tidak terbendung dan menciptakan krisis di perbatasan, di sisi lainnya mereka dihadang dengah  undang-undang hak asasi manusia.

Warsawa telah mengumumkan keadaan darurat di perbatasan dengan Belarus dan sedang membangun pagar perbatasan berduri setinggi 2,5 meter secara permanen karena krisis terbaru yang terlihat di sana.

Tentara Polandia terus mengerjakan pagar perbatasan kawat berduri sepanjang 2,5 meter yang Warsawa ingin secara permanen membentengi perbatasan dengan Belarus.

Polandia juga menghadapi kritikan dari negara Eropa lainnya. Pihak berwenang Jerman telah mengeluhkan membanjirnya migran ilegal melalui "rute Belarusia", memperkirakan bahwa arus migran yang tiba melalui Polandia dan Belarusia telah melonjak dengan lebih dari 4.300 pendatang ilegal ke negara itu sejak Agustus.

Mereka mengatakan sebagian besar migran tidak berdokumen yang tiba melalui 'rute Belarusia' berasal dari Irak, Suriah, Yaman, dan Iran.

Menteri Dalam Negeri Mariusz Kaminski mengatakan negara itu membutuhkan "penghalang yang kokoh dan tinggi yang dilengkapi dengan sistem pengawasan dan detektor gerakan."

Parlemen Polandia pekan lalu juga mengamandemen undang-undang yang mengizinkan komandan unit penjaga perbatasan lokal untuk mengusir orang yang memasuki negara itu secara ilegal.

Namun, Organisasi pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan tindakan itu merusak hak dasar orang untuk mendapatkan suaka dan bertentangan dengan Konvensi Pengungsi PBB.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya