Berita

Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas/Net

Publika

Pinjol Derita Rakyat Kecil

Oleh: Anwar Abbas*
MINGGU, 17 OKTOBER 2021 | 03:34 WIB

PANDEMI Covid-19 benar-benar telah memukul ekonomi rakyat. Karena untuk bisa terhindar dari virus yang membahayakan tersebut, salah satunya yaitu dengan mengisolasi diri di rumah, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang tidak bisa beraktivitas dan berbuat produktif.

Kalau bagi masyarakat lapis menengah dan atas hal demikian mungkin tidaklah terlalu mempengaruhi daya beli mereka, karena mereka masih punya uang apakah dalam bentuk deposito, tabungan dan atau giro.

Berbeda halnya dengan masyarakat lapis bawah atau pengusaha mikro dan ultra mikro. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi tanggal 25 Juli 2020, dikatakan bahwa 50 persen UMKM menutup usahanya, 88 persen usaha mikro tidak lagi memiliki kas padahal jumlah mereka adalah 63.350.222 pelaku atau 98, 68 persen dari total pelaku usaha yang ada.


Lalu timbul pertanyaan, bagaimana caranya mereka memenuhi kebutuhan hidupnya.  Tentu mereka harus berusaha. Tapi untuk bisa berusaha mereka jelas terbentur dengan masalah modal atau dana, karena mereka tidak lagi punya uang sehingga mereka harus meminjam kepada pihak lain. Salah satunya yang bisa mereka lakukan adalah berhubungan dengan pinjaman online (Pinjol) baik yang legal maupun yang illegal.

Kehadiran pinjol-pinjol tersebut tentu bagi mereka menjadi sesuatu yang menggembirakan, karena lewat iklan-iklannya pinjol-pinjol tersebut  menawarkan kemudahan berupa proses yang cepat dan bunga yang katanya rendah. Hal ini tentu saja telah mendorong banyak orang untuk berhubungan dengan pinjol-pinjol tersebut sebagai jalan keluar dari masalah keuangan yang mereka hadapi.

Tetapi yang tidak terperhitungkan oleh mereka adalah resiko yang harus mereka hadapi setelah transaksi tersebut terjadi, sehingga tidak jarang dalam menghadapi risiko yang mereka hadapi, apalagi dengan  adanya tekanan dan ancaman dari pihak perusahaan pinjol,  sehingga banyak sekali si peminjam yang stres dan mengalami putus asa, bahkan juga sudah banyak yang menempuh jalan dengan mengakhiri hidupnya.

Hal ini tentu tidak bisa kita biarkan, apalagi berdasarkan amanat dari kontitusi tugas negara atau pemerintah adalah melindungi dan mensejahterakan rakyat. Maka pemerintah dan OJK serta pihak Kepolisian tentu harus turun tangan untuk membela rakyat dan mencarikan solusi, serta menindak para pelaku pinjol yang telah membebani masyarakat dengan sistem pembayaran dan tingkat suku bunga yang tinggi, yang benar-benar sudah di luar kewajaran dan akal sehat.

Untuk itu, dalam menghadapi pinjol-pinjol yang nakal ini Pemerintah dan OJK  harus bersikap keras dan tegas, dan bila mereka tidak patuh kepada ketentuan yang ada, maka kita harapkan pihak kepolisian agar  menangkap dan memproses serta menyeret mereka ke pengadilan, untuk dijatuhi hukum yang sepadan dengan  tindakan tidak terpuji yang sudah mereka lakukan.

Tetapi di samping itu, sebagai tindakan preventif, pihak pemerintah dan OJK serta  tokoh-tokoh masyarakat juga harus bisa mengingatkan masyarakat luas agar tidak bersikap hedonistik, serta pentingnya mereka mengedepankan kehati-hatian dalam berhubungan dengan Pinjol serta tidak boleh cepat  silau dengan tawaran-tawaran yang ada, sehingga mereka lupa memperhitungkan risiko-risiko yang akan mereka hadapi.

Untuk itu, karena umumnya yang banyak terjerat oleh pinjol ini adalah pengusaha mikro dan ultra mikro, maka peran dari Kementerian koperasi dibantu oleh lembaga keuangan mikro (LKM) dan LKM syariah tentu jelas sangat dituntut dan diharapkan, agar masyarakat memiliki pengetahuan serta tidak berhubungan dengan pinjol-pinjol yang perilakunya bahkan lebih jahat dari lintah darat yang kita kenal selama ini.

Untuk itu, kita meminta pemerintah agar bisa mengalokasikan dana yang cukup besar membantu dan meminjami mereka, dengan harapan kalau usaha mereka bisa jalan dan maju maka kehidupan ekonomi secara nasional tentu akan kembali menggeliat. Bahkan hal demikian akan bisa mendorong dan memperbesar kelas menengah, sehingga daya beli masyarakat kita secara nasional tentu akan meningkat dan itu jelas saja sangat kita harapkan. Karena dia sudah pasti akan punya arti sangat positif bagi kebangkitan dan kemajuan ekonomi bangsa kita kedepannya.

Penulis ialah Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya