Berita

Ekonom senior Rizal Ramli/Ist

Politik

Rizal Ramli: Dicari 'Boneka Baru' yang Pro-Oligarki dan Pro-Beijing

JUMAT, 15 OKTOBER 2021 | 11:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Oligarki di era pemerintahan Joko Widodo menjadi yang paling berkuasa dibandingkan dengan era sebelumnya.

Dipaparkan tokoh nasional Rizal Ramli, oligarki memang telah ada sejak presiden terdahulu. Mulai dari era Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur hingga Megawati, oligarki sudah ada dan bisa memengaruhi bidang ekonomi.

Namun saat itu, oligarki tidak sampai pada tahap mengatur kebijakan negara. Hal itu berbeda dengan era pemerintahan sekarang.

"Buat oligarki keuntungan finansial dari proyek relatif kecil dibandingkan keuntungan dari perubahan-perubahan kebijakan yang menguntungkan oligarki. Karena pemerintah saat itu punya sikap yang tegas, tak mau diatur-atur," tutur Rizal Ramli, Jumat (15/10).

Saat ini, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini melihat oligarki bisa leluasa menjalankan bisnis curangnya. Parahnya, kebijakan negara kini bisa diatur demi melanggengkan bisnis mereka.

Melanggengnya oligarki diduga tidak lepas dari "sponsor" kepada pemerintah sejak masih dalam kampanye pemilihan presiden (Pilpres). Kini, pemerintah seperti memiliki utang balas budi.
    
"Misalnya perpanjangan konsesi pertambangan 20 tahun, dari UU Minerba di Omnibus Law bernilai ratusan miliar dolar, penghapusan royalti batubara yang berpotensi hilangnya pendapatan negara hingga puluhan triliun rupiah, kerugian kesejahteraan buruh di UU Omnibus dan sebagaianya," papar Rizal Ramli.

Oligarki, kata mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB ini, makin langgeng dan bisa memperkaya diri dengan didukung sistem otoriter hingga UU ITE yang menjadi senjata meredam kritikan.

Dalam konteks Pilpres 2024, Rizal Ramli menengarai, oligarki tengah sibuk mempromosikan calon "boneka baru", yakni Ganjar Pranowo dengan menyewa PollsteRP, InfluensenRp dan BuzzerRp, juga kampanye media dan persepsi palsu.

Termaasuk islamophobia yang digaungkan oleh pendengung seperti Denny Siregar dkk.

"Semakin heboh semakin mantap. Heboh tanpa isi, heboh tanpa keberpihakan kebijakan untuk rakyat. Heboh tanpa leadership dan kompetensi, heboh tanpa prestasi kinerja. Calon boneka yang pas untuk melanjutkan kebijakan Pro-Beijing," tandas Rizal Ramli.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Emak-emak Antarkan Tahanan "Jokowi dan Iriana" ke KPK

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:17

Permainan Jokowi Terbaca Prabowo dan Megawati

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:01

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar di Kasus e-KTP

Rabu, 26 Februari 2025 | 17:59

KPK Punya Petunjuk Aliran Dana dari PT Mitra Adiperkasa Tbk ke Mantan Pejabat DJP

Jumat, 28 Februari 2025 | 12:19

UPDATE

Menjaga Kalbu agar Tetap Menyala

Minggu, 02 Maret 2025 | 22:55

"Jalur Sunyi", Unggahan Terakhir Fiersa Besari Banjir Komentar

Minggu, 02 Maret 2025 | 22:48

Inovasi AI Bantu UMKM Penuhi Kebutuhan Bisnis

Minggu, 02 Maret 2025 | 22:27

66 Pembalap dari 21 Negara Siap Pentas di Sirkuit Mandalika

Minggu, 02 Maret 2025 | 21:58

DPR Setuju Situs Nganggur Pemerintah Ditutup

Minggu, 02 Maret 2025 | 21:52

7 Kecamatan di Gresik Kebanjiran, Warga Sulit Berbuka Puasa

Minggu, 02 Maret 2025 | 21:35

Puasa Hari Kedua, Prabowo Buka Bareng Anak dan Mantan Istri

Minggu, 02 Maret 2025 | 20:50

Praperadilan Kedua Hasto Vs KPK Digelar Besok

Minggu, 02 Maret 2025 | 20:41

Satu Jenazah Pendaki Belum Dievakuasi dari Gunung Cartenz

Minggu, 02 Maret 2025 | 20:15

SBY: Danantara Harus Bebas Konflik Kepentingan

Minggu, 02 Maret 2025 | 19:41

Selengkapnya