Berita

Pangkalan Angkatan Laut Ream, Kamboja/Net

Dunia

Takut Digunakan China, AS Minta Kamboja Lebih Transparan Soal Kerjasama Pembangunan Pangkalan Ream

KAMIS, 14 OKTOBER 2021 | 06:49 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kekhawatiran terkait penggunaan pangkalan angkatan laut Kamboja oleh China kembali disuarakan Amerika Serikat (AS).

Sebuah pernyataan dari jurubicara Kedutaan Besar AS Chad Roedemier menyoroti kurangnya transparansi Kamboja perihal kegiatan konstruksi China di pangkalan angkatan laut terbesarnya di Ream, yang melanggar konstitusi Kamboja dan merusak keamanan kawasan.

"Pemerintah Kamboja belum sepenuhnya transparan tentang maksud, sifat, dan ruang lingkup proyek ini atau peran militer RRC, yang menimbulkan kekhawatiran tentang tujuan penggunaan fasilitas angkatan laut," kata Roedemier pada Rabu (13/10), seperti dikutip Reuters.

Roedemier kemudian mendorong Kamboja untuk mengungkap fakta lebih banyak mengenai kerjasama dengan China di Ream.

"Rakyat Kamboja berhak mengetahui lebih banyak tentang proyek di Ream dan memiliki suara dalam jenis perjanjian militer ini, yang memiliki implikasi jangka panjang bagi negara mereka," jelasnya.

Kekhawatiran AS itu muncul ketika Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada hari yang sama merilis gambar satelit yang menunjukkan konstruksi China di Ream pada Agustus hingga September. Terlihat ada tiga bangunan baru dan dimulainya jalan baru.

Hubungan Kamboja dengan Amerika Serikat telah merenggang dalam beberapa tahun terakhir karena tuduhan Washington terkait pelanggaran hak asasi manusia oleh elit berkuasa.

Setahun yang lalu, Kamboja mengatakan telah meruntuhkan fasilitas yang didanai AS di pangkalan angkatan laut Ream untuk memungkinkan ekspansi lebih lanjut. Padahal setahun sebelumnya, AS mengatakan Kamboja menolak tawarannya untuk memperbaikinya.

Kamboja telah berulang kali membantah laporan bahwa mereka berencana untuk membiarkan China menempatkan pasukannya di fasilitas itu.

Jurubicara pemerintah Kamboja, Phay Siphan, mengatakan konstruksi China di Ream adalah bagian dari bantuan pembangunannya.

"Pelabuhan kami terbuka untuk semua ketika konstruksi selesai. Jika ada teman-teman lain yang ingin membantu membangun, kami izinkan dan ketika pembangunan selesai, kami persilakan semua negara untuk menggunakannya," kata Phay Siphan.

Ia juga menekankan bahwa China tidak membangun fasilitas untuk militernya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya