Berita

Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung/Net1

Politik

Saat Jokowi Ingkar Janji dalam Pembiayaan KCJB, DPR Terkesan Jadi Tukang Ketok Palu

SELASA, 12 OKTOBER 2021 | 14:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuka peluang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan untuk membiayai proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai bertolak belakang dengan janji politiknya.

Ketua Bidang Hukum, HAM dan Advokasi Pemuda Muhammadiyah, Gustiawan mengatakan, Jokowi secara etika politik telah mengkhianati janjinya sendiri.

Menurutnya, publik masih ingat Jokowi pernah berjanji pada 2015 lalu bahwa pembiayaan proyek KCJB menggunakan skema Business to Business (B to B), dan tidak akan melibatkan keuangan negara melalui APBN.


"Jika kemudian sekarang dianggap bahwa perlu percepatan pembangunan karena ada faktor lain, semestinya Pemerintah memanggil para pihak untuk mencari solusi, bukan dengan mudahnya mengucurkan dana lewat APBN," ujar Gustiawan kepada Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (12/10).

Gustiawan menambahkan, APBN seharusnya digunakan pada pos yang jauh lebih penting dan menyentuh kepentingan masyarakat luas. Sehingga hajat hidup orang banyak dapat dipenuhi.

"Coba kita lihat di berbagai wilayah masih banyak sekolah rusak, jalan desa, pasar tradisional, kemiskinan yang semua itu memerlukan sentuhan Pemerintah. KCJB ini secara urgensi tidak terlalu penting sebab penggunanya pun hanya kelompok masyarakat tertentu yang mempunyai uang," ucapnya.

Dia juga menyoroti kinerja DPR yang terkesan hanya menjadi pengetok palu atas kebijakan eksekutif. Meski DPR mayoritas pendukung pemerintah, seharusnya tidak juga menjadi pembebek akan kebijakan yang disodorkan pemerintah.

"Mereka harus melihat urgensi dari sebuah usulan itu, apalagi terkait KCJB ini juga terjadi pembengkakan anggaran yang tidak sedikit. Artinya DPR harusnya kritis terhadap proyek ini. Bukan malah dengan gampangnya mengubah kebijakan yang ada," tegasnya.

"Jika tidak ada kritik baik dari masyarakat juga DPR kami khawatir ke depan pemerintah akan dengan mudah mengeluarkan Perpres untuk mengakomodir kepentingan mereka dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas," demikian Gustiawan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya