Berita

Saakashvili saat ditangkap petugas pada 1 Oktober 2021/Net

Dunia

Lakukan Aksi Mogok Makan, Kondisi Mantan Presiden Georgia yang Dipenjara Kian Memburuk

SENIN, 11 OKTOBER 2021 | 10:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kondisi mantan presiden Georgia, Mikhail Saakashvili yang tengah menjalani hukuman penjara, semakin memburuk. Dokter pribadinya mengatakan bahwa Saakashvili membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Saakashvili melakukan aksi mogok makan sejak hari pertama penangkapannya, 1 Oktober 2021. Ia ditahan di penjara Kota Rustavi, beberapa jam setelah dia menginjkkan kaki di tanah airnya.

Nikoloz Kipshidze, dokter pribadi Saakashvili, mengatakan bahwa dia telah mendiskusikan kondisi Saakashvili dengan dokter penjara.


"Saya berbicara dengan mereka selama setengah jam tentang bagaimana melewati malam ini. Saya berencana untuk mengunjunginya lagi besok. Kami mungkin perlu memindahkannya ke rumah sakit," kata dokter itu dalam siaran televisi Georgia, seperti dikutip dari Tass, Minggu (10/10).

Namun, Kementerian Kehakiman Georgia membantah laporan kesehatan Saakashvili.

"Kondisi kesehatan Saakashvili memuaskan. Ia menerima obat-obatan yang tepat dan tanda-tanda vitalnya normal," kata kementerian dalam pernyataannya.

Saakashvili memerintah Georgia pada 2004 hingga 2013. Beberapa hari sebelum berakhir masa jabatannya, ia pergi ke pengasingan, menyusul empat kasus pidana yang diajukan terhadapnya dan vonis penjara atas dugaan penyalahgunaan kewenangan.

Selama delapan tahun Saakashvili berada di pengasingannya di Ukraina. Pada 2018, pengadilan Georgia menghukum Saakashvili secara in absentia.

Saakashvili nekat kembali ke tanah air untuk mendukung partainya dalam pemilihan lokal 2 Oktober 2021. Saat itulah aparat kepolisia Georgia menangkap dan memenjarakannya.

Pada Minggu (10/10) para pendukung Saakashvili terlihat berkerumun di luar penjara menuntut pembebasannya. Ini adalah aksi yang ketiga kalinya semenjak Saakashvili ditahan.

Ikut serta dalam unjuk rasa tersebut adalah para emigran Georgia yang datang dari Jerman, Spanyol, Italia, dan Amerika Serikat. Para demonstran mengatakan mereka akan melanjutkan unjuk rasa sampai Saakashvili akhirnya dibebaskan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya