Berita

Kepala Badan Antariksa Australia, Enrico Palermo/Net

Dunia

Tak Hanya Kapal Selam Nuklir, Pakta AUKUS Jangkau Kesepakatan Luar Angkasa Washington-Canberra

JUMAT, 08 OKTOBER 2021 | 10:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pakta AUKUS yang terjalin atas kemitraan Australia, Inggris, dan AS tidak hanya akan berfokus pada kerja sama kapal selam bertenaga nuklir, lebih jauh itu akan meningkatkan kolaborasi antara Washington dan Canberra di luar angkasa.

Keterangan tersebut disampaikan Kepala Badan Antariksa Australia Enrico Palermo dalam sebuah pernyataan pada Kamis (7/10).

Palermo berbicara di panel dengan Administrator NASA Bill Nelson yang juga membahas peran Australia dalam misi awak berikutnya ke bulan, yang dikenal sebagai Artemis.


Palermo mengatakan bahwa Australia menandatangani Artemis Accords - panduan prinsip-prinsip eksplorasi ruang angkasa yang ditandatangani oleh Australia, AS, dan negara-negara lain - sebagai tanda komitmennya terhadap aturan dan norma yang berupaya memastikan keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan luar angkasa.

 â€œSaya juga harus mencatat bahwa diskusi AUKUS merupakan indikasi lebih lanjut dari semakin mendalamnya kolaborasi antara kedua negara kita dan Inggris,” katanya, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (8/10).

“Dan kami berharap momentum ini berlanjut dengan perdagangan dan kolaborasi yang lebih besar di sektor luar angkasa dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Peran luar angkasa di AUKUS pada awalnya disamarkan, karena pihak terkait memilih mendahulkan pengumuman tentang mengakhiri kesepakatan kapal selam Australia dengan Prancis yang mendukung kapal selam bertenaga nuklir.

Tak lama setelah pengumuman AUKUS, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menyebutkannya secara singkat.

“Kami dan mitra kami telah sepakat untuk memperdalam kerja sama di bidang-bidang seperti distribusi vaksin yang adil, pemulihan ekonomi Covid-19, teknologi rendah emisi, investasi infrastruktur, teknologi kritis, pendidikan, keamanan siber, ruang angkasa, dan melawan disinformasi,” tulisnya.

Luar angkasa adalah bagian penting dari setiap aksi militer di masa depan karena satelit diperlukan untuk komunikasi, navigasi, dan panduan senjata. Ada kekhawatiran negara-negara seperti China atau Rusia dapat menargetkan satelit-satelit itu dalam eskalasi permusuhan apa pun, membuat negara-negara termasuk Australia menjadi ‘tuli, bisu, dan buta’.

Menurut analis pertahanan Australian Strategic Policy Institute Malcom Davis, China merupakan ancaman bagi satelit AS, Inggris, dan Australia .

“Ancaman perilaku bermusuhan dan agresif di orbit adalah nyata,” tulisnya.

“China telah mengerahkan senjata  'hard kill' anti-satelit, atau ASAT yang berisiko terhadap seluruh jajaran dukungan ruang angkasa AS, Inggris, dan Australia yang kritis dalam sebuah krisis,” tulisnya.

Davis juga memperingatkan China dan Rusia telah mendemonstrasikan serangan ‘soft kill’ yang menonaktifkan atau menolak akses ke satelit.

“Domain luar angkasa sangat penting untuk perang yang tepat, tegas, dan cepat, mengurangi biaya nyawa yang hilang, dan meminimalkan kemungkinan kegagalan,” tulis Davis.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya