Berita

Paus Fransiskus/Net

Dunia

Paus Fransiskus Mengaku Malu atas Terungkapnya Kasus Pelecehan Seksual Anak oleh Ribuan Pendeta Gereja Katolik Prancis

KAMIS, 07 OKTOBER 2021 | 09:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Paus Fransiskus akhirnya angkat bicara terkait kasus pelecehan seksual terhadap ratusan ribu anak di Gereja Prancis. Pelecehan itu melibatkan sekitar 2.900 hingga 3.200 pendeta Katolik sejak 1950, yang terungkap dalam laporan baru-baru ini.

Mengungkapkan kesedihan dan permohonan maafnya, Paus secara pribadi mengaku malu atas peristiwa yang telah menyebabkan trauma di antara para korban.

“Saya ingin mengungkapkan kepada para korban kesedihan dan rasa sakit saya atas trauma yang mereka derita,” katanya dalam audiensi mingguannya di Vatikan pada Rabu (6/10), seperti dikutip dari AFP, Kamis (6/10).

“Dan juga rasa malu saya, rasa malu kami, rasa malu saya atas ketidakmampuan Gereja terlalu lama untuk menempatkan mereka di pusat perhatiannya. Saya berdoa dan kita semua berdoa bersama - bagi-Mu Tuhan kemuliaan, bagi kami rasa malu. Inilah saatnya untuk malu,” ujarnya.

Permintaan maaf Paus datang setelah sebuah komisi independen yang dipimpin Jean-Marc Sauve mengungkapkan pada Selasa (5/10) bahwa pendeta Katolik Prancis melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar 216.000 anak di bawah umur selama tujuh dekade sejak 1950. Sebuah fenomena besar yang tertutupi dalam  'Selubung Keheningan'.

Laporan setebal 2.500 halaman tersebut menemukan bahwa sebagian besar korban adalah anak laki-laki pra-remaja dari berbagai latar belakang sosial. Pelaku kekerasan mereka sebagian besar adalah para imam, uskup, diakon, dan biarawan.

Uskup Agung Eric de Moulins-Beaufort, presiden Konferensi Waligereja Prancis (CEF), yang ikut meminta laporan itu, mengungkapkan rasa malu dan ngeri atas temuan itu.

"Keinginan saya hari ini adalah untuk meminta pengampunan dari Anda masing-masing," katanya pada konferensi pers.

Komisi pimpinan Sauve memulai pekerjaannya setelah Paus Fransiskus berjanji untuk mengatasi pelecehan oleh para imam pada Mei 2019, memerintahkan orang-orang yang mengetahui kasus untuk melaporkannya kepada pejabat Gereja.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya