Berita

Ketua DPRD Kabupaten Karawang, Pendi Anwar/RMOLJabar

Nusantara

Bantah Karawang Masuk Kategori Kemiskinan Ekstrem, Ketua DPRD: Masih Banyak Daerah Di Bawah Karawang Tak Masuk Daftar

SELASA, 05 OKTOBER 2021 | 11:34 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

DPRD Kabupaten Karawang membantah data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan daerahnya masuk kategori kemiskinan ekstrem. Bahkan, DPRD meragukan pernyataan yang disampaikan Wakil Presiden Maruf Amin dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian itu.

"Agak mengherankan apa yang disampaikan oleh wapres tentang Karawang yang dikategorikan sebagai salah satu dari lima kabupaten/kota di Jawa Barat yang menyandang predikat kemiskinannya yang ekstrem," kata Ketua DPRD Kabupaten Karawang, Pendi Anwar, kepada Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (5/10).

Secara data statistik, lanjut Pendi, angka kemiskinan Kabupaten Karawang berada di angka 8,64 dan secara peringkat di Jawa barat ada di posisi ke-15 dari kabupaten/kota lainya. Rata-rata angka lama sekolah ada di posisi 7,77 dan harapan lama sekolah di angka 12,9 dan angka harapan hidup di posisi 72.15 serta IPM di posisi 70.66.

"Seharusnya ini sudah dalam posisi baik karena masih banyak kabupaten/kota yang di bawah Karawang. Mungkin statistik yang diambil oleh pemerintah pusat yang disampaikan oleh wapres karena tingginya masyarakat Karawang yang mendapatkan program PKH maupun BPNT yang mencapai sekitar 700 ribu penerima," ujarnya.

Pendi menyarankan, apabila hal itu yang dijadikan patokan, maka harus ada evaluasi dan validasi data. Karena, fakta di lapangan validasi itu masih carut marut.

"Memang kategori miskin standar pemerintah ada di angka sepuluh koma sekian, dan saya meyakini kalau data penerima bantuan PKH atau BPNT ini divalidasi secara benar kita akan mencapai angka itu," jelasnya.

"Harusnya kita tidak dalam posisi seperti itu. Karena kalau tidak salah, tetangga kabupaten kita secara data kemiskinan masih di bawah kita yaitu di angka tujuh koma sekian, tapi tidak masuk dalam lima kabupaten yang disebutkan wapres," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya