Berita

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah/Ney

Dunia

Kuala Lumpur-Beijing Makin Erat, Malaysia Puji Ketahanan Ekonomi China Selama Pandemi

RABU, 29 SEPTEMBER 2021 | 06:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hubungan antara Beijing dan Kuala Lumpur kian hangat, yang terbaru ditandai dengan pujian yang diberikan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah atas pencapaian China selama masa pandemi.

Saifuddin mengatakan bahwa China telah menunjukkan ketahanan ekonomi yang luar biasa dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan tantangan lainnya.

"Kepemimpinan dinamis China telah memungkinkan semua rakyatnya untuk berbagi manfaat dari kemakmuran nasionalnya," kata Sifuddin, Selasa (28/9), saat berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh kedutaan besar China di Kuala Lumpur untuk menandai peringatan 72 tahun berdirinya Republik Rakyat China yang jatuh pada 1 Oktober.

Ia mengatakan, China telah menunjukkan ketahanan dan pembangunan ekonomi yang luar biasa, menandai prospek pertumbuhan positif di tingkat dunia.

Hubungan bilateral kedua negara tidak pernah sebaik seperti saat ini, ia pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada China atas kontribusinya kepada Malaysia dalam bentuk vaksin dan bantuan lainnya.

"Seperti pepatah China mengatakan, 'persahabatan sejati ditempa dalam kesulitan'. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, kedua negara jelas menghadapi terlalu banyak ujian. Saya senang hubungan bilateral kita menjadi lebih kuat selama masa sulit ini karena kita saling membantu," katanya, seperti dikutip dari Xinhua.

Sementara Duta Besar China untuk Malaysia Ouyang Yujing mengatakan berbagai momen penting bagi negaranya terjadi di tahun 2021, di antaranya berhasil menghapus kemiskinan absolut dan perayaan ulang tahun ke-100 Partai Komunis China (PKC).

"Sepanjang perjalanan penting ini selama 72 tahun terakhir, Tiongkok terus maju meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan," katanya.

Belakangan Malaysia semakin mendekatkan hubungannya dengan China, terlebih setelah tercapai kesepakatan pakta AUKUS antara Australia, Inggris dan Amerika yang menimbulkan kekhawatiran rusaknya stabilitas oleh perlombaan senjata yang dipicu oleh pakta tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya