Berita

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sennag bersepeda ke tempat kerjanya/Net.

Dunia

Diduga Jadi Incaran Penculik Mafia Maroko, PM Belanda Dijaga Ketat Pasukan Khusus

SELASA, 28 SEPTEMBER 2021 | 06:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pihak berwenang Belanda telah menerapkan pengamanan ekstra terhadap Perdana Menteri Mark Rutte.

Rutte saat ini dikabarkan tengah menjadi incaran para penculik yang diduga berasal dari Maroko.

Mengutip sumber-sumber informasi terkait, surat kabar Belanda De Telegraaf melaporkan pada Senin (27/9) bahwa saat ini Rutte sedang diawasi oleh pengintai mencurigakan yang diyakini berafiliasi dengan Mafia Maroko, juga dikenal sebagai Mocro Mafia.

Sejak muncul laporan tersebut, Rutte kemudian menerima tambahan keamanan dalam siaga tinggi.

De Telegraaf
juga melaporkan bahwa pengintai seperti itu biasanya dikerahkan oleh mafia sebelum serangan terjadi, yang dapat mencakup penculikan atau bahkan pembunuhan.

Insiden serupa pernah terjadi pada 2019, di mana para pengintai dikerahkan sebelum pembunuhan pengacara Derk Wiersum, yang ditembak mati saat bekerja untuk klien yang menjadi saksi Mafia Maroko.

Juga pada kasus pembunuhan reporter kriminal Peter R. de Vries pada Juli 2021.

Keamanan ekstra yang dikerahkan untuk menjaga Rutte termasuk petugas khusus dari Royal and Diplomatic Security Service (DKDB). Ada juga pengamanan 'tindakan yang terlihat dan tidak terlihat' digunakan untuk melindungi perdana menteri dari potensi plot mafia.

Belanda adalah salah satu dari banyak wilayah yang jadi incaran Mafia Maroko dan telah mencatat banyak insiden kekerasan terkait dengan pengawasan yang longgar.

Rutte yang selalu bersepeda ke kantornya pernah terlihat bentrok sengit dengan dinas keamanan, mengatakan bahwa ia menolak untuk menerima pengamanan yang mencolok.

Rutte dikenal sebagai petinggi yang sering menghindari perlindungan ketat selama 10 tahun jabatannya. Ia tidak mau berhenti membawa sepedanya ke tempat kerja.

Penolakan Rutte untuk keamanan ekstra menyebabkan gangguan dalam dinas keamanan, yang secara internal mengeluh bahwa Perdana Menteri menempatkan kepentingannya sendiri di atas kepentingan nasional.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya