Berita

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Siti Zuhro dalam diskusi virtual Forum Diskusi Guru Besar dan Doctor Insan Cita bertajuk "TNI vs PKI, Minggu malam, 26 September/Repro

Politik

Teringat Pernyataan Buya Hamka dan KH. Hasyim Muzadi, Siti Zuhro Ajak Publik Waspadai Munculnya Neo Komunisme

SENIN, 27 SEPTEMBER 2021 | 05:24 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Paham Komunisme baru (Neo Komunis) menjadi satu ideologi yang masih perlu diwaspadai masyarakat Indonesia. Pasalnya, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Siti Zuhro, melihat upaya transformasi oleh mereka yang masih mengagumi aliran pemikiran ini.

Dalam sebuah diskusi virtual bertajuk "TNI vs PKI", Siti Zuhro memaparkan sekilas sejarah munculnya gerakan dari paham komunisme di Indonesia.

Dia menjelaskan, secara politik gerakan komunisme di Indonesia dimulai dari munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sempat dua kali melakukan pemberontakan, tak begitu lama setelah merdeka.


"Dua kali pemberontakan dilakukan oleh PKI pada tahun 1945 dan 1948," ujar Siti dalam pemaparannya di diskusi yang digelar Forum Diskusi Guru Besar dan Doctor Insan Cita, Minggu malam (26/9).

Menurutnya, kejadian tersebut tidak boleh terulang. Sehingga, ia mengingatkan masyarakat agar jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah).

"Tentunya kita tidak ingin seperti keledai, terjatuh dua kali di lubang yang sama. Tentu pepatah itu seharusnya menjadi pelajaran hidup penting bagi Indonesia," imbuhnya.

Siti menjelaskan, Komunisme merupakan ideologi yang tidak mengenal agama, tak mengenal toleransi, tak mengenal musyawarah dan demokrasi, juga tak mengenal falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila.

"Komunisme harus selalu diwaspadai, karena yang mereka kenal hanyalah revolusi tirani dan tindakan represif," tuturnya.

Sebagai penegasan, Siti menukil dua pernyataan tokoh ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu tokoh ulama Muhammadiyah, Buya Hamka, dan tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Muzadi, terkait pandangan mereka terhadap Komunisme.

Dari pandangan Buya Hamka, Siti mengutip tulisannya yang berjudul The Moslem 15 Mei 1963. Di dalam tulisan itu, dia sebutkan, Buya Hamka mengartikan Komunisme sebagai paham yang tidak mengakui adanya tuhan, karena mereka menganggap tuhan ciptaan manusia.

"Tuhan bagi paham komunis adalah satu yang ditentukan oleh perut belaka. Menurut Buya Hamka, 'jika masih ada komunis yang masih sholat dan puasa, mereka adalah komunis yang belum matang. Sementara orang Islam yang komunis Islamnya belum matang'. Sehingga seharusnya mereka harus memilih," bebernya.

Sedangkan dari pandangan KH. Hasyim Muzadi, Siti mengutip pernyataan tentang bahaya Komunis saat ini, karena kini mereka mendompleng pada isu HAM.

"Komunis saat ini telah kehilangan dua pilar pokoknya, yakni atheisme dan otoritarianisme. Tetapi bukan berarti komunis telah punah. HAM model barat telah menyatukan neo komunis dan liberal untuk melawan dunia Islam kata KH Hasyim Muzadi," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya