Berita

Penjaga perbatasan yang menunggang kuda menggunakan kendalinya untuk menahan pergerakan para migran Haiti yang menolak dipulangkan/Net.

Dunia

Meksiko Desak Pengungsi Haiti untuk Menghentikan Perjalanan Menuju AS

SABTU, 25 SEPTEMBER 2021 | 07:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meksiko mendesak para migran Haiti untuk menghentikan perjalanan mereka menuju Amerika Serikat dan kembali ke kota selatan Tapachula, dekat perbatasan Meksiko dengan Guatemala dan meminta suaka di sana.

Dalam minggu terakhir perbatasan Meksiko dan Guatemala menampung puluhan ribu orang yang telah terdampar, yang mereka gambarkan sebagai penjara terbuka yang besar.

Institut Migrasi Nasional Meksiko (INM) berupaya mengoordinasikan penanganan dan perawatan untuk para migran.

"Kami tidak akan membawa mereka ke luar negeri," Francisco Garduno, kepala INM mengatakan kepada Reuters, Jumat (24/9). “Kami membawa mereka jauh dari perbatasan sehingga tidak ada masalah kepadatan penduduk.”

Pemerintah Meksiko akan menyediakan transportasi udara dan darat untuk memungkinkan para migran kembali ke negara bagian dari mana mereka pergi, kemudian mendukung kepulangan mereka yang aman ke negara asalnya.

Hampir 14.000 migran Haiti berkumpul di perbatasan Del Rio  sejak beberapa minggu belakangan untuk menuju Amerika Serikat. Gerombolan itu membuat para pejabat Patroli Perbatasan kewalahan.

Jumlah mereka terus menerus bertambah, mendorong Pemerintah AS melakukan 'pengusiran' dengan memulai penerbangan deportasi pada hari Minggu lalu untuk mengembalikan mereka ke Haiti. Namun, hanya sebagian saja yang bersedia dipulangkan, yang lainnya melakukan perlawanan sehingga aparat terpaksa bertindak keras.

Pada Kamis (23/9) tumpukan tempat penampungan sementara dan tenda-tenda di bawah jembatan Del Rio itu akhirnya menghilang.

Banyak yang menyebut pengusiran itu terlalu keras dengan seorang penjaga perbatasan yang menunggang kuda menggunakan kendalinya untuk menahan pergerakan para migran Haiti yang menolak dipulangkan.

Para migran mengatakan mereka tidak ingin kembali ke Tapachula, atau dideportasi ke Haiti.

“Saya tidak punya apa-apa di negara saya. Apa yang akan aku lakukan?" kata seorang wanita Haiti.

Mereka telah melakukan perjalanan berbahaya dan mahal ke AS, llau sekarang dideportasi ke tanah air mereka yang miskin. Banyak yang melakukan pemberontakan dan aparat bertindak terlalu keras.

Deportasi itu juga telah memicu kemarahan di antara anggota parlemen AS dan politisi dan pembela hak asasi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya