Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pejabat: Taliban Bakal Kembalikan Hukuman Ketat di Masa Lalu, Mungkin Termasuk Eksekusi Mati dan Potong Tangan

JUMAT, 24 SEPTEMBER 2021 | 07:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meski menyatakan diri telah banyak berubah, Taliban tampaknya tidak banyak menghilangkan nilai-nilai inti mereka dalam menerapkan hukum Islam, termasuk komitmennya untuk mengembalikan eksekusi dan pemotongan anggota badan sebagai hukuman kepada pelaku tindak kriminal.

Hal itu ditekankan Mullah Nooruddin Turabi dalam sebuah wawancara khusus bersama The Associated Press (AP).

Kepada AP, Turabi mengatakan bahwa Taliban akan melakukan hukuman yang dianggap pantas dan menuntut masyarakat internasional untuk tidak ikut campur.

“Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion (eksekusi publik), tetapi kami tidak pernah mengatakan apa pun tentang hukum dan hukuman mereka. Tidak ada yang bisa mengatur kita seperti apa seharusnya hukum kita. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Qur'an," kata Turabi.

Turabi yang merupakan kepala Kementerian Amar Maruf Nahi Munkar selama era Taliban sebelumnya, mengatakan bahwa kejahatan pembunuhan akan dihukum dengan eksekusi publik, yang biasa dilakukan oleh kelompok itu dengan satu peluru ke kepala.

Namun, pilihan tetap ada bagi keluarga korban pembunuhan untuk memilih menerima 'uang darah' untuk menyelamatkan nyawa pembunuh.

Pencuri akan dihukum dengan potong tangan, dan untuk perampokan di jalan raya hukumannya adalah potong tangan dan kaki.

“Pemotongan tangan sangat diperlukan untuk keamanan” karena efek jeranya, kata Turabi.

Turabi mengatakan bahwa kali ini, Taliban akan memiliki hakim untuk mengadili kasus sebelum memberikan hukuman.

“Kami berubah dari masa lalu,” katanya.

Dia mengatakan sekarang Taliban akan mengizinkan televisi, ponsel, foto dan video, karena menurutnya ini adalah kebutuhan rakyat, dan dia menyatakan bahwa Taliban serius tentang hal itu.

Dia juga menyarankan agar Taliban melihat media sebagai cara untuk menyebarkan pesan mereka.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya