Berita

Xiomi/Net

Dunia

Pengamat Beijing: Perintah Buang Hape China Oleh Lithuania Hanya Trik untuk Merayu Amerika

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2021 | 14:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Larangan Pemerintah Lithuania kepada warganya agar tidak membeli bahkan membuang ponsel buatan China dengan alasan keamanan, ditanggapi dingin sejumlah analis Beijing.

Menurut para pengamat, langkah terbaru Lithuania itu tak lebih dari sekedar trik untuk merayu AS agar mendapatkan jaminan keamanan nasional karena mengidentifikasi Rusia dan China sebagai ancaman terbesar.

"Namun, negara Baltik hanyalah 'bidak catur' AS dan provokasinya terhadap China hanya akan menembak dirinya sendiri," kata para analis, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (23/9).

Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa pejabat Lithuania menyebut ponsel andalan yang dijual di Eropa oleh raksasa ponsel pintar China Xiaomi memiliki kemampuan bawaan untuk mendeteksi dan menyensor istilah beberapa kata dalam karakter China, termasuk frasa 'Bebaskan Tibet', 'Hidup Kemerdekaan Taiwan', atau 'Gerakan Demokrasi'.

Selain Xiaomi, Reuters mengklaim bahwa celah keamanan juga ditemukan di ponsel Huawei P40 5G. Perwakilan Huawei di Baltik sudah mengidentifikasi dengan mengatakan kepada newswire lokal BNS bahwa ponselnya tidak mengirim data pengguna secara eksternal.

"Sebagai bagian dari kebijakan memukul China, langkah baru Lithuania mempolitisasi pertukaran ekonomi dan perdagangan, yang akan merugikan kepentingan nasionalnya sendiri," kata Liu Zuokui, seorang peneliti studi Eropa di Akademi Ilmu Sosial China di Beijing.

Menurut Liu, Lithuania hanya ingin tampil dan terlihat di publik dengan langkah terbarunya.

"Sebuah negara kecil seperti Lithuania berani menghadapi kekuatan besar (China) dapat dianggap sebagai 'aksi publik' bagi pemerintah Lituania untuk membangun citranya sebagai penjaga dan pahlawan demokrasi, yang dapat membantunya mendapatkan lebih banyak publik mendukung dan mengkonsolidasikan rezimnya," kata Liu.

Namun, analis China memperingatkan Lithuania hanya mendapatkan hasil yang sia-sia dan menghadapi isolasi dengan bertindak terlalu jauh dalam menyerang China.

Liu meramalkan bahwa negara Baltik kecil itu kemungkinan akan terus memprovokasi China dalam waktu dekat.

"Jika Lithuania menginjak garis bawah China, kemungkinan putusnya hubungan diplomatik tidak dapat dikesampingkan setelah penilaian yang bijaksana," demikian Liu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya