Berita

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi/Net

Dunia

Krisis Politik Myanmar Berkepanjangan, Nasib Pengungsi Rohingya Mengkhawatirkan

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2021 | 09:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Situasi politik di dalam negeri Myanmar yang tidak berkesudahan ditambah pandemi Covid-19 membuat kondisi para pengungsi Rohingya semakin mengkhawatirkan.

Di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-76, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengikuti pertemuan tingkat tinggi mengenai krisis Rohingya.

Pertemuan itu diinisiasi oleh Bangladesh, Turki, Arab Saudi, Indonesia, Gambia, Inggris, Irlandia, Uni Eropa, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Dipimpin oleh Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, pertemuan itu dihadiri oleh Sekjen OKI, Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar, menlu Brunei, Turki, Gambia, dan Inggris.

Retno mengatakan, kondisi rakyat Rohingya sudah menderita sejak lama dan belum ada perkembangan yang lebih baik dan signifikan. Dengan situasi pandemi, situasi kamp Cox's Bazaar juga menjadi rentan, dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

Untuk itu, Retno menyoroti dua hal yang perlu menjadi perhatian dunia saat ini.

"Pertama, bantuan untuk mengatasi Covid-19," kata Retno dalam konferensi pers virtualnya pada Kamis pagi (23/9) waktu Indonesia.

Dalam hal ini, ia mengatakan, vaksinasi, alat kesehatan, obat-obatan harus disalurkan ke Cox's Bazaar. Para pengungsi Rohingya harus dipastikan memperoleh akses vaksin dengan segera.

Retno juga mendorong masyarakat internasional untuk mendukung AHA Center yang saat ini bekerja menyalurkan bantuan kemanusiaan di Myanmar, termasuk kepada rakyat Rohingya yang berada di negara itu.

"Kedua, masyarakat internasional harus dapat membantu ciptakan kondisi yang mendukung bagi kembalinya pengungsi Rohingya ke rumah mereka, yaitu di Myanmar," lanjut Retno.

Ia mengatakan, penting untuk segera menyelesaikan krisis politik di Myanamr, salah satunya melalui implementasi lima poin konsensus ASEAN.

"Krisis politik yang berkepanjangan akan menghambat upaya repatriasi," kata menlu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya