Berita

Presiden Joko Widodo berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke-76/Net

Dunia

Tak Boleh Ada Diskriminasi Vaksin, Jokowi: Pandemi Harus Ditangani dengan Adil dan Merata

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2021 | 08:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Politisasi dan diskriminasi vaksin Covid-19 menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam pidatonya ketika Sidang Majelis Umum PBB ke-76.

Jokowi memberikan pidatonya secara virtual, dan disiarkan secara langsung di akun YouTube United Nations pada Kamis pagi (23/9) waktu Indonesia.

"Kapan masyarakat akan terbebas dari pandemi? Kapan perekonomian akan segera pulih dan tumbuh inklusif? Bagaimana menjamin ketahanan planet ke depan? Serta kapan dunia akan terbebas dari konflik, terorisme dan perang?" tanya Jokowi, membuka pidatonya.

Presiden berusia 60 tahun itu mengatakan, berbagai persoalan yang ada di dunia saat ini membutuhkan kerjasama dalam menanganinya. Terlebih dalam hal pandemi, ia mengingatkan kembali bahwa tidak akan ada yang aman sampai semua orang aman.

"Pertama, kita harus memberikan harapan bahwa pandemi Covid-19 akan bisa tertangani dengan cepat, adil, dan merata," kata Jokowi.

Dalam kaitan ini, Jokowi menyoroti ketimpangan yang sangat besar dalam hal kemampuan dan kecepatan vaksinasi di setiap negara.

"Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal-hal ini harus bisa kita selesaikan dengan langkah-langkah nyata," tambahnya.

Ke depan, ia mendorong agar sistem ketahanan kesehatan global ditata ulang.

Menurut Jokowi, perlu ada mekanisme baru untuk penggalangan sumber daya kesehatan global, baik pendanaan, vaksin, obat-obatan, alat kesehatan, hingga tenaga kesehatan secara cepat dan merata ke seluruh negara.

Selain itu, diperlukan juga standarisasi protokol kesehatan global seperti kriteria vaksinasi, hasil tes, maupun status kesehatan lainnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya