Berita

Kapal selam HMS Ambush buatan Inggris/Net

Dunia

Kecam Pakta AUKUS, Serikat Pekerja Australia: Buruh Tidak Tertarik Berperang dengan China

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2021 | 06:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejak diluncurkan pada pekan lalu, kesepakatan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat untuk memberikan kapal selam bertenaga nuklir kepada Canberra telah menghadapi gelombang kecaman internasional.

Belakangan, kecaman atas kesepakatan yang disebut Pakta AUKUS itu juga datang dari dalam negeri kanguru itu sendiri.

Tercatat ada dua serikat pekerja utama negara itu yang sudah menyatakan ketidaksetujuannya tentang pakta tersebut, karena menurut mereka itu hanya akan membuat Australia terancam bahaya di berbagai bidang.

Persatuan Maritim Australia (MUA), yang mencakup pekerja tepi laut dan pelabuhan serta pelaut dan penyelam profesional, mengatakan bahwa mereka berlawanan total dengan kesepakatan 'sembrono' yang dicapai antara AS, Inggris, dan Australia.

"Dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, Morrison seharusnya fokus untuk mengamankan pasokan vaksin dan membantu warga Australia yang terkena dampak penguncian, alih-alih mengejar kesepakatan militer rahasia," ujar MUA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Russian Today, Rabu (22/9).

MUA juga mengingatkan bahwa pakta AUKUS akan terus meningkatkan konflik yang tidak perlu dengan China, seraya menambahkan bahwa sejak pakta tersebut dideklarasikan, itu telah mengakibatkan pelaut terdampar di kapal batu bara dan beberapa perdagangan ditutup.

"Buruh tidak tertarik berperang dengan China atau negara lain. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengejar hubungan damai," katanya.

Mereka juga menyatakan ketakutan bahwa kesepakatan itu dapat mendorong pemerintah Australia untuk mencoba mendapatkan senjata nuklir.  

“Kapal selam akan menggunakan uranium yang sangat diperkaya yang ideal untuk senjata nuklir,” kata serikat pekerja.

MUA juga menunjukkan bahwa jumlah uang yang luar biasa telah terbuang pada kontrak yang dibatalkan dengan Prancis, dan pengiriman kapal selam nuklir kemungkinan akan merugikan negara lebih dari itu.

Sikap serupa disuarakan oleh Serikat Pekerja Listrik Australia (ETU), yang menggambarkan keputusan Canberra untuk bergabung dengan AUKUS sebagai 'pengkhianatan'.

Asisten Sekretaris Nasional ETU Michael Wright mengatakan, perjanjian tersebut merusak generasi pekerja pembuatan kapal Australia yang sangat terampil, aman, dan bergaji tinggi.

"Terlalu banyak pertanyaan tentang pakta AUKUS saat ini, tetap tidak terjawab. Perdana menteri tidak boleh membuat keputusan berbahaya seperti itu atas nama kami," ujarnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya