Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini/Net
Gerakan mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah pada dasarnya berangkat dari keresahan yang dialami rakyat. Pun demikian dengan aksi bentangan poster kritis yang dilakukan mahasiswa saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Universitas Sebelas Maret Solo berujung penangkapan.
"PAN percaya bahwa gerakan mahasiswa atas dasar keresahan masyarakat. Aspirasi mahasiswa murni bukan hanya sekadar titipan gerakan politik manapun," ujar jurubicara muda Parta Amanat Nasional (PAN), Faiz Arsyad lewat keterangan tertulisnya, Jumat (17/9).
Secara khsusus, ia menyoroti sikap mantan Ketua BEM UI yang kini menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini yang justru mendukung upaya penangkapan 10 mahasiswa UNS dengan dalih antisipasi bentrok.
Meski berada di lingkaran Istana, Faldo yang kini menjadi politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu diminta untuk membuka hati nuraninya.
"Menyedihkan, ada aktivis mahasiswa seperti Faldo Maldini yang justru membenarkan penangkapan tersebut. Seharusnya tak lantas mengaburkan pandangan dan hati nurani," ujar Faiz.
Faiz mengingatkan, gerakan mahasiswa merupakan perjuangan aspirasi serta harapan masyarakat sebagai perwujudan demokrasi.
"Mas Faldo, yuk kita demo lagi,†singkatnya.
Di sisi lain, Faiz mempertanyakan sikap represif aparat yang menangkap mahasiswa. Padahal, mereka hanya membentangkan poster berisi kritik namun langsung ditangkap.
"Mengapa mahasiswa yang membentangkan poster langsung ditangkap. Apa salah mahasiswa? Apa yang harus ditakutkan dari anak muda? Saya yakin Pak Jokowi pun tidak akan setuju dengan cara represif macam ini," tegas Faiz.