Berita

Taliban/Net

Dunia

Perebutan Kabul Bukti Intelijen Barat Tak Mampu Membaca Makna di Balik Manuver Taliban

SELASA, 14 SEPTEMBER 2021 | 08:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Serangan kilat Taliban sehingga berhasil merebut Kabul dalam waktu yang singkat pada pertengahan Agustus lalu menjadi bukti intelijen Barat tidak mampu membaca strategi kelompok tersebut.

Menurut Direktur Eksekutif Global Future Institute, Dr. Hendrajit, ada berbagai fenomena dan gerak-gerik yang dilakukan Taliban dan sebenarnya dapat diinterpretasikan sebagai sinyal.

"Tapi sering tidak dibaca oleh pengamat internasional, bahkan oleh pelaku, di dalam hal ini Amerika sendiri," ujarnya dalam diskusi RMOL World View pada Senin (13/9).


Salah satu hal yang menurut Hendrajit terpampang jelas adalah perubahan "wajah" Taliban saat ini. Taliban 2021 berbeda dengan Taliban 1996-2001, baik dari segi biografis, geografis, bahkan politik.

"Yang menarik adalah biografis dan religius sebenarnya sudah geser, dari yang tampil dari humas saja lah, itu bukan hanya lancar Bahasa Inggris, tapi British Style English. Berarti itu ditata betul, kalau garis depannya di tata begitu rapih, apalagi di belakangnya," jelasnya.

Selain itu, ia juga menekankan, keberhasilan Taliban juga terkait dengan langkah-langkah kecil, berbagai persekutuan strategis dengan China, Rusia, Iran, dan Pakistan.

Bahkan perebutan Kabul merupakan upaya China, Rusia, Iran, dan Pakistan untuk menyatukan dua daerah vital strategis yang dipotong oleh Afghanistan.

Sebelah utara Afghanistan, ada jalur yang membentang antara Afghanistan, Turkmenistan, Uzbekistan, perbatasan China dan Rusia. Sedangkan di selatan dan timur, ada jalur yang dikuasai Pakistan.

Sinyal lainnya yang membuktikan kesepakatan strategis itu terlihat dari langkah Taliban setelah merebut Kabul. Mereka mendatangi Kedutaan Besar Iran di Kabul.

Berbagai langkah Taliban ini tampaknya tidak dipahami sebagai sebuah langkah strategis oleh AS dan para sekutunya.

"Datanya begitu melimpah, tapi enggak bisa dibaca fakta itu... Karena kepingan-kepingan informasi yang dia (AS) dapat seakan-akan tidak berhubungan," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya