Berita

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio/Net

Politik

Hensat: Rizal Ramli Hanya Mau Mengingatkan, Hukum Tidak Boleh Tebang Pilih di Indonesia

SENIN, 13 SEPTEMBER 2021 | 13:49 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Rizal Ramli bahwa Presiden Joko Widodo layak dipolisikan lantaran kerap menebar hoax merupakan bagian dari pengingat.

RR, sapaan karib ekonom senior itu, dinilai hanya mengingatkan bahwa Indonesia yang notabene adalah negara demokrasi harus menegakkan hukum tanpa tebang pilih.

Begitu kata pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio saat berincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin siang (13/9).

"RR itu ngingetin saja. Kita kan negara demokrasi, negara hukum, jadi harusnya bisa menelaah bahwa hukum tidak boleh tebang pilih," kata Hensat, sapaan karib Hendri Satrio.

Menurut Hensat, pernyataan RR itu sebetulnya masih dalam batas wajar, apalagi di negara yang menganut demokrasi. Sebab, salah satu syarat sebuah negara demokrasi antara lain penegakan hukum tidak boleh tebang pilih.

"Jadi maksudnya RR gitu, mengingatkan aja bahwa, kita kan negara demokrasi, negara hukum. Harusnya bisa menelaah bahwa hukum tidak boleh tebang pilih. Wajar dan biasa aja sih apa yang disampaikan RR," demikian Hensat.

Rizal Ramli sebelumnya menyebut Presiden Jokowi lebih layak dipolisikan lantaran dianggap sering menebar kabar bohong atau hoaks. Itu dilontarkan RR mengomentari desakan Gardu Banteng Marhaen (GBM) yang meminta polisi memenjarakan wartawan senior Hersubeno Arief karena disebut menyebarkan hoax.

"Jurnalis senior Hersubeno Arief dipolisikan GBM, dianggap sebar berita hoax tentang kondisi Megawati," ujar Rizal Ramli, dalam cuitan akun Twitter pribadinya Minggu (12/9) kemarin.

"Jika itu terjadi Presiden Jokowi jauh lebih layak dipolisikan. Jokowi banyak menebar berita bohong, seperti mobil Esemka, impor dan stop uang," imbuhnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya