Berita

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net

Politik

Kabar Hacker China Retas Jaringan Kementerian Indonesia, Muslim Arbi: Usir Dubes China dari Jakarta!

MINGGU, 12 SEPTEMBER 2021 | 17:16 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kabar peretas atau hacker China telah menembus jaringan internal milik setidaknya 10 kementerian dan lembaga di Indonesia harus ditindaklanjuti dengan serius.

Apalagi, juga dikabarkan jaringan Badan Intelijen Negara (BIN) juga termasuk salah satunya.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, tingkah hacker terbaik dianggap bisa jadi merupakan permainan intelijen China. Sebab, China sebelumnya sangat bernafsu dengan Laut Natuna meskipun melanggar hukum dan batas laut Internasional.

"Dan sekarang dalam negeri, hacker China marajalela. Pasti ada kepentingan tertentu. Padahal ini sudah acak persoalan internal kita. Bisa jadi kegiatan intelijen terkait utangnya. Dan beri sinyal dan tekanan ke rezim Jokowi. Seolah-olah bilang ke Jokowi 'angan macam-macam', harus tunduk pada kepentingan China," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/9).

Menurut Muslim, hal tersebut merupakan salah satu bentuk bahaya ketergantungan utang yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo.

"Apalagi BIN dan 9 Kementerian di acak-acak. Pasti ada kepentingan besar. Dubes China segera dipanggil, dimintai keterangan, ada apa hacker China ngacak-ngacak badan Intelejen dan 9 lembaga negara. Jika tidak ada alasan jelas, usir saja Dubes China dari Jakarta," tegas Muslim menutup.

Informasi peretasan ini diunggah di The Record oleh jurnalis keamanan siber, Catalin Cimpanu dalam artikel "Indonesian intelligence agency compromised in suspected Chinese hack" pada Jumat (10/9).

Dalam laporan itu, penyusupan ditemukan oleh divisi penelitian ancaman Recorded Future, Insikt Group.

Mereka menemukan penyusupan dilakukan oleh Mustang Panda, kelompok peretas China yang menargetkan kawasan Asia Tenggara.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya