Berita

Pakar hukum tata negara Universitas Gajah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar/Repro

Politik

Wajar Publik Trauma Amandemen UUD 45, Nihil yang Menjamin 3 Periode Presiden Enggak Ikut

SABTU, 11 SEPTEMBER 2021 | 19:57 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kekhawatiran publik terkait rencana amandemen UUD 1945 erat kaitannya dengan adanya kemungkinan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode ikut dibahas.

Isu tersebut turut menjadi perhatian pakar hukum tata negara Universitas Gajah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar, yang menilai wajar kekhawatiran publik akan amandemen UUD 1945.

Pasalnya, ia melihat realita politik di era pemerintahan Presiden Joko Widodo sekarang ini, dalam beberapa kebijakan, secara spontan bisa berubah dari yang awalnya menolak menjadi dilakukan juga.

"Bagi saya, mohon maaf, dengan segala catatan saya, agak sulit percaya dengan para politisi," ucap Zainal saat menjadi narasumber dalam narasumber dalam diskusi daring POLEMIK bertajuk 'Amandemen UUD 1945, Untuk Apa?' pada Sabtu siang (11/9).

Sebagai contoh Zainal, menyinggung revisi UU KPK tahun 2019 yang dianggap sebagai tanda ketidakkonsistenan pemerintahan Presiden Jokowi, di mana menurutnya telah mempertontonkan satu sikap yang semula menolak namun akhirnya justru berbanding terbalik.

"Jadi, yang begini ini terus terang membuat trauma. Selalu ada trauma di kita, ada proses yang kalau ada kepentingan politik tiba-tiba semua menjadi cepat. Dan, tidak ada yang bisa menjamin bahwa itu tidak terjadi juga di amandemen (UUD 45)," pungkasnya.

Selain Zainal, turut narasumber lain dalam diskusi daring tersebut yakni Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, Anggota MPR RI fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI Fraksi PKB Jazilul Fawaid, dan Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha.

Populer

Rektor UGM Ditantang Pamerkan Ijazah Jokowi

Selasa, 18 Maret 2025 | 04:53

Indonesia Dibayangi Utang Rp10 Ribu Triliun, Ekonom Desak Sri Mulyani Mundur

Jumat, 14 Maret 2025 | 12:40

KPK Kembali Panggil Pramugari Tamara Anggraeny

Kamis, 13 Maret 2025 | 13:52

KPK Didesak Segera Proses Laporan Dugaan Gratifikasi Gubernur Sumsel Herman Deru

Senin, 17 Maret 2025 | 14:09

Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:53

Belum Lulus, Bahlil Cuek Pasang Gelar Doktor di Depan Namanya

Kamis, 13 Maret 2025 | 06:51

Penerimaan Pajak Rontok Akibat Coretax, Pemerintah Terancam Dimakzulkan

Jumat, 14 Maret 2025 | 11:09

UPDATE

Diduga Gelapkan Dana BOS, Kepsek SDIT Atssurayya dan Bendahara Jadi Tersangka

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:48

Legislator PAN Desak Investigasi Tragedi Tewasnya Tiga Pekerja di Sumur Limbah Pabrik

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:38

Sidang Eksepsi, Hasto Beberkan Alasan Sebut Kasusnya sebagai Kriminalisasi Hukum

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:35

Dubes Najib Gelar Pertemuan Strategis, Ajak ASEAN Bangun Pariwisata Bersama UN Tourism

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:25

Di Hadapan Hakim, Hasto Kristiyanto Kutip Ayat Al Qur'an dan Al Kitab

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:23

Bengkel Mobil Laris Manis Jelang Mudik Lebaran

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:14

Bulog Ajak Media Tour ke Penggilingan Padi Sragen

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:13

Peluang Masih Ada, Tetap Dukung Garuda!

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:00

Rupiah Dibuka Tertekan ke Rp16.488, IHSG Ikut Merah Pasca UU TNI Disahkan

Jumat, 21 Maret 2025 | 11:00

Sampaikan Eksepsi, Hasto Malah Beri Pujian untuk Ketua MA Sunarto

Jumat, 21 Maret 2025 | 10:55

Selengkapnya