Berita

Ilustrasi/RMOLNetwork

Publika

20 Tahun Demokrat Bersama Rakyat

Oleh: Aam S, SH, MH
SABTU, 11 SEPTEMBER 2021 | 00:09 WIB

TIDAK terasa, 20 tahun usia Partai Demokrat. Dibanding PDIP misalnya yang telah berusia 48 tahun (10 Januari 2021), Demokrat terbilang  “seumur jagung”.

Pertama kali mengikuti Pemilu legislatif 2004, partai berlambang mercy itu berhasil meraih 57 dari total 550 kursi di Senayan atau sekitar 7,45 persen. Menyodok ke peringkat lima, di bawah Golkar, PDIP, dan PPP yang bergelimang pengalaman.

Bermodal perolehan itu Demokrat lalu mencatat sejarah sebagai partai baru yang berhasil mengantar pendirinya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenangi Pilpres berpasangan dengan Jusuf Kalla.


Pemilu berikutnya, Pileg dan Pilpres 2009, Demokrat melesat jauh sebagai pemenang, meraih 150 kursi atau 26,4 persen. Menyisihkan Golkar dan PDIP ke peringkat dua dan tiga. Pada tahun itu pula, SBY kembali terpilih sebagai Presiden untuk periode kedua berpasangan dengan Boediono.

Sepanjang 2013 hingga 2014, badai menerpa Demokrat. Tidak sedikit kadernya terjerat kasus korupsi. Mulai dari ketua umum hingga sederet elite partai. Namun SBY yang saat itu menjabat sebagai Presiden bergeming, tidak menjadikan Istana sebagai tempat perlindungan para koruptor.

Resikonya, suara Demokrat terjun bebas menjadi hanya 61 kursi di Senayan pada Pileg 2014, dan terus melorot pada Pileg 2019, tersisa 54 kursi.

Ini ujian berat yang pernah dilewati Demokrat. Menerima kesalahan dan secara terhormat menjalani hukuman publik. Tanpa siasat mempermainkan keadilan, sekalipun sedang berkuasa.

Mempertahankan keadaan yang adil memang tidak mudah. Butuh keberpihakan yang konsisten pada rakyat. Plato, filsuf terbesar dalam sejarah filsafat Barat mengatakan, keadilan merupakan keutamaan terpenting yang bisa dimiliki manusia. Kehidupan pribadi dan kehidupan bersama bisa berjalan lancar, jika ditata dengan adil.

Sejahat apapun rezim, jika bisa bersikap adil maka kejahatannya akan menjadi relatif di hadapan sikap adilnya tersebut.

Bila tidak, pertanyaan remeh seperti ini akan terus mengemuka: Di mana Harun Masiku? Kenapa Mural dihapus? Berapa lagi yang akan mendekam di penjara karena pikiran kritisnya? Apa arti air mata yang dulu meleleh di ruang Paripurna DPR 31 Maret 2012?

Jawabnya sederhana, ketika hukum digelayuti kepentingan politik dan ekonomi yang dangkal, soal-soal remeh di atas tidak akan terurai. Alih-alih berharap pada hal yang lebih besar dan subtantif?

Sebagai sebuah keutamaan yang penting, Demokrat yang “seumur jagung” itu pernah melakukannya, sekalipun dengan resiko�"pada sisi yang lain�"dicerca publik.

Selamat Dirgahayu Partai Demokrat. Tetap Tegakan Hukum dan Tetap Bersama Rakyat.

Penulis merupakan Pendiri Jaringan Nusantara

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya