Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam satu kesempatan/Net
Presiden Joko Widodo dinilai tak bernyali untuk mengambil alih Partai PDI Perjuangan, kendati dianggap menjadi calon paling kuat untuk menjadi Ketua Umum menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Demikian antara lain pandangan komunikolog politik Tamil Selvan kepada Kantor Berita Politik RMOL, soal peluang Jokowi pasca Megawati lengser sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
"Kalau secara taktik politik, tentu Jokowi paling berpeluang sebagai kandidat Ketua Umum PDIP. Namun pertanyaannya apakah Jokowi berani? Saya kira tidak," kata Tamil, Selasa sore (7/9).
Ketidakberanian Jokowi ini setidaknya terlihat dan dapat dibuktikan dengan banyaknya loyalis mantan Walikota Solo itu di kubu PDIP yang tidak mendapat posisi jabatan publik karena tidak berkenannya Megawati, contohnya Maruarar Sirait.
"Poin kedua, kita harus paham bahwa kekuatan Jokowi hanya terletak pada exceptabilitas masyarakat, bukan exceptabilitas politik," tandas Tamil.
Sementara itu, lanjut Tamil, di dalam tubuh partai banteng moncong putih juga banyak elit partai yang diuntungkan dengan jargon trah soekarno yang dijadikan sebagai salah satu instrumen magnet suara politik di masyarakat. Oleh karenanya, elit-elit tersebut tidak ingin daya pikat itu hilang.
"Maka saya berhipotesa Jokowi tidak akan maju sebagai calon ketua umum PDIP kecuali memang mendapat restu Megawati untuk posisi tersebut. Kalau untuk tampil dan melawan Megawati, saya kira nyali Jokowi belum sebesar itu," pungkas Tamil.